"Manusya Mriga Satwa Sewaka" menjadi semboyan kami para dokter hewan. Semboyan itu tentunya bukan hal yang umum di dengar oleh kebanyakan orang. Makna dari semboyan itu sendiri yakni "mengabdi untuk kesejahteraan manusia melalui dunia hewan". Sebagai seorang dokter hewan, kami tidak hanya bertugas menjaga kesejahteraan hewan saja, namun tujuan kita juga memastikan kesejahteraan manusia. Tak bisa dipungkiri, kita manusia pastilah hidup berdampingan dengan hewan. Mulai dari bahan pangan, atau pun hanya sekedar sebagai koleksi atau binatang peliharaan yang menggemaskan.
Sering kali profesi dokter hewan dianggap rendah oleh kebanyakan orang. Orang selalu mengira bahwa dokter hewan hanya mengurus hewan, dan menjadi pelayan atau pembantu hewan. Tentunya anggapan itu salah besar. Jika dilihat dari semboyan itu, peran dokter hewan sama pentingnya dengan dokter umum. Dokter hewanlah yang memastikan bahan pangan dari hewan aman untuk dikonsumsi, jumlah hewan eksotis bisa terjaga populasinya, dan juga kesehatan hewan peliharaan terjamin.
Perlu diketahui bahwasanya dokter hewan memiliki peran penting dalam sektor ekonomi. Para peternak akan lebih percaya diri menjual produk mereka jika kualitas hewan dan bahan pangan baik. Bahkan, jika Negara Indonesia ingin mengekspor atau pun mengimpor bahan pangan hewani atau pun hewan-hewan eksotik dari luar negeri, tentunya peran kami sebagai dokter hewan dibutuhkan. Kami bertugas untuk memastikan apakah kualitas dan kondisinya baik atau tidak. Tanpa adanya kehadiran kami, banyak pedagang dan peternak yang akan menghadapi kerugian.
Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati. Jumlah flora dan fauna yang di miliki sangat beragam. Dengan banyaknya jumlah dan ragam fauna di Indonesia, tentunya kami juga membutuhkan banyak dokter hewan untuk menjamin itu. Jumlah dokter hewan di Indonesia berdasarkan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) yakni kurang lebih 13.500 orang. Sedangkan, butuh sekitar 50.000 dokter hewan untuk menjaga keberagaman fauna yang ada di Indonesia. Akan tetapi, hal tersebut juga sulit untuk terealisasi jika jumlah Fakultas Kedokteran Hewan tidak mencapai 20 universitas. Sedangkan sekarang, jumlah program studi kedokteran hewan hanya ada di 13 universitas.
Kembali berbicara tentang peran dokter hewan. Terdapat satu kasus yang menjadi krisis ekonomi bagi para peternak saat itu, yakni PMK. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit hewan yang serius dan sangat menular, di mana virus ini menyerang semua hewan dengan kuku belah seperti sapi, domba, kambing, rusa, babi, dan unta. Hewan-hewan tersebut biasanya digunakan sebagai hewan potong konsumsi. Penyakit ini menjadi penyakit yang paling ditakuti pemilik ternak, sebab sangat merugikan dari segi ekonomi mereka. Apalagi jika sampai ternak mati, peternak akan sangat rugi akan hal itu. Dokter hewan berperan mendiagnosis, mengisolasi, juga memberikan rekomendasi penanganan wabah agar tidak menyebar luas, serta mencegah kerugian yang lebih besar.
Penting untuk kita sadari bahwa profesi dokter hewan memiliki peran yang sangat besar, tidak hanya dalam menjaga kesejahteraan hewan, tetapi juga dalam menciptakan kesejahteraan bagi manusia dan negara. Semboyan "Manusya Mriga Satwa Sewaka" dengan jelas mengingatkan kita bahwa tugas seorang dokter hewan tidak hanya terbatas pada pengobatan hewan, tetapi juga berperan dalam memastikan kualitas pangan, serta keberagaman fauna Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu menghargai dan mendukung profesi ini, karena peran mereka dalam mendorong kemajuan ekonomi dan sosial Indonesia sangat besar.
-Artikel ini ditulis oleh Aulia Rahmahdina, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga tahun 2024.
Sumber
Dwi, Nunung. (2024). Potensi dan Kebutuhan Dokter Hewan di Indonesia Saat Ini. Infovet. Diakses pada 29 November 2024 dari https://www.majalahinfovet.com/2024/03/potensi-dan-kebutuhan-dokter-hewan-di.html
Penyakit Mulut dan Kuku. Halodoc. Diakses pada 29 November 2024 dari https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-mulut-dan-kuku?srsltid=AfmBOooUZavfKQ9RARXNxGfJHYDmlYYFQeFFWfZjDqER6PWooD36CGwx
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI