Mohon tunggu...
Aulia TsaqifaNafiroh
Aulia TsaqifaNafiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030088 UIN Sunan Kalijaga

Seorang Mahasiswa yang memperbanyak pengalaman dan juga relasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memperingati Hari Skizofrenia Sedunia: Mengubah Persepsi dan Memberikan Dukungan

24 Mei 2024   17:41 Diperbarui: 24 Mei 2024   18:31 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https:www.indonesiare.co.id

Setiap tanggal 24 Mei, diperingati sebagai Hari Skizofrenia Sedunia. Tujuan dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang skizofrenia, gangguan mental serius yang mempengaruhi jutaan orang diseluruh dunia yang seringkali menjadi salah paham dan disertasi stigma negatif. Melalui peringatan ini, diingatkan akan pentingnya pemahaman yang lebih baik tentang skizofrenia, penghapusan stigma, dan juga meningkatkan dukungan yang lebih lesar bagi mereka yang hidup dengan gangguan skizofrenia.

Pengertian Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Gejala utama skizofrenia meliputi delusi (keyakinan yang salah dan tidak sesuai dengan kenyataan), halusinasi (melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada), pemikiran yang kacau, dan perilaku yang tidak teratur. Kondisi ini sering kali dimulai pada usia remaja akhir atau dewasa muda dan dapat berdampak serius pada kehidupan sehari-hari penderitanya.

Salah satu kesalahpahaman umum tentang skizofrenia adalah bahwa penderita memiliki kepribadian ganda. Faktanya, skizofrenia dan gangguan kepribadian ganda adalah dua kondisi yang sangat berbeda. Skizofrenia adalah gangguan persepsi dan pemikiran, bukan pemisahan kepribadian.

Meningkatkan Kesadaran

Dengan adanya peringatan Hari Skizofrenia Sedunia merupakan kesempatan penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kondisi ini. Masih banyak orang yang kurang atau tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang gangguan skizofrenia, yang sering kali menyebabkan munculnya stigma dan diskriminasi. Melalui kampanye pendidikan, seminar, dan diskusi publik, kita bisa membantu menyebarkan informasi yang benar dan mengurangi kesalahpahaman.

Meningkatkan kesadaran dengan melibatkan berbagi cerita dan pengalaman hidup dari mereka yang hidup dengan skizofrenia. Mendengar langsung dari penderita dan keluarga mereka membantu kita memahami tantangan yang mereka hadapi dan pentingnya dukungan dari masyarakat. Kisah-kisah ini juga memberikan harapan dan menunjukkan bahwa dengan perawatan yang tepat, penderita skizofrenia dapat menjalani kehidupan yang produktif dan memuaskan.

Menghapus Stigma

Tantangan terbesar yang dihadapi oleh penderita skizofrenia adalah stigma yang melekat dengan skizofrenia. Stigma yang memunculkan berbagai persepsi negative atau diskriminasi yang diberikan kepada seseorang yang mengalami gangguan skizofrenia. Hal ini masuk dalam konteks Kesehatan mental, stigma terhadap orang yang hidup dengan gangguan mental skizofrenia dapat menyebabkan berbagai dampai negative, seperti memperburuk kondisi mental, meningkatkan stress, kurangnya percaya diri, dan merasa terisolasi dari masyarakat luar.

Adanya Hari Skizofrenia Sedunia mendorong kita untuk menghapus stigma ini dengan cara memperlakukan penderita skizofrenia dengan rasa hormat dan empati. Kita harus melihat mereka sebagai individu yang berharga dan bukan hanya berdasarkan kondisi mereka. Menghapus stigma juga berarti mendukung kebijakan yang menjamin hak-hak penderita skizofrenia untuk mendapatkan perawatan medis yang layak dan dukungan sosial yang diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun