Pabrik rokok di bawah naungan PT. Kareb Alam Sejahtera Bojonegoro ini beru saja beroperasi dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur yang saat itu dijabat oleh Khofifah Indah Parawasa pada akhir bulan Januari 2024.
Lokasi pabrik ini sebelumnya merupakan area perkebunan tebu, dan dikenal oleh warga sekitar wilayah angker.
Menurut informasi salah satu pekerja pabrik, kesurupan massal ini dialami oleh 75 buruh pabrik rokok Mitra Produksi Sigaret (MPS) Dander, Kecamatan Dander, Bonjonegoro, Jawa Timur terjadi pada Selasa, 05 Maret 2024 sekitar pukul 06.45 WIB.
Kapolsek Dander Djatmiko Polres Bonjonegoro AKP Jawa Timur mengatakan, dari kesaksian satpam pabrik, kesurupan massal ini bermula dari salah satu buruh yang mendadak kesurupan setela memakirkan motornya.
"Kesurupan pertama dialami pekerja perempuan di saat pertama pekerja baru datang dan masih berada di parkiran pabrik," ujar Kapolsek Dander Djatmiko Bojonegoro sewaktu di wawancara.
Perempuan yang mengalami kesurupan pertama kali ini yakni buruh linting rokok berinisial P. Ia merupakan warga Desa Paprinahan, Kecamatan Temayang. Ketika mengalami kesurupan, ia meraung-raung, linglung dan melantur.Â
Sontak, para rekan kerja langsung menghampiri korban kesurupan yang pertama ini.
Satpam pabrik memberikan keterangan kepada polisi, kalimat pertama yang diucapkan korban kesurupan ini adalah 'Saya Mbah Darmo. Yang punya istana di lingkungan pabrik.'
Tak lama kemudian, P langsung sadar dan dibawa masuk ke Gedung Produksi B. Namun, setelah beberapa saat, ia kembali kesurupan dan membuat karyawan perempuan lainnya ikut kesurupan pula. Korban kesurupan kian bertambah hingga mencapai 75 orang.
"Awalya hanya satu hingga dua orang pekerja saja yang kesurupan," ucap salah satu pekerja pabrik rokok yang enggan disebutkan namanya itu.
Suasana pabrik rokok yang berada di tepi Jalan Raya Bonjonegoro-Dander, dikelilingi lahan kosong, serta tak jauh dari Tempat Makam Pahlawan itu pun menjadi tidak kondusif dan terasa horor saat semua pekerja yang berada di Gedung B berhamburan keluar karena panik. Sedangkan Gedung C tempat para pekerja lainnya masih tertutup. Dan disaat itu juga pekerja lainnya ikut kesurupan, hal tersebut membuat banyak orang berdatangan karena diliputi oleh rasa penasaran.