Mohon tunggu...
Aulia Aliffah
Aulia Aliffah Mohon Tunggu... -

Perempuan sederhana yang berkeinginan menjadi seorang penulis.\r\n\r\nMahasiswa AKRB YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lulus UN adalah Siswa yang Masih Perawan dan Jenaka

14 Februari 2015   17:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:11 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14238829241535371256

Beberapa bulan ini siswa siswi di Indonesia akan melaksanakan UN, pastinya mereka sudah mulai menyiapkan untuk UN 2015 ini, mulai dari pelajaran tambahan dan les prifat demi mendapatkan nilai yang sempurna dan mendapat secarik kertas bertuliskan LULUS. Sebagian besar dari siswa Indonesia merasa depresi dan akhirnya mengakhiri hidupnya.

Berbagai masalah di dunia pendidikan Indoneia sudah menjadi olok-olokan dari dulu, mulai dari kurikulum yang gonta- ganti, kekerasan ,dan sekarang muncul lagi berita yang membuat siswa-siswi di Jember down yaitu, tentang Kementrian Agama di Jember mengeluarkan peraturan baru bahwa siswa- siswi yang lulus UN adalah yang masih perawan dan jejaka.

Ibu Chandra Septria Ningrum,Spd. adalah salah satu guru di Jogja, menganggap peraturan itu sangat berlebihan. Untuk apa peraturan itu di buat, padahal untuk kurikulum saja belum begitu jelas, sudah mengeluarkan peraturan baru, dan seharusnya Kementrian Agama lebih mengkritisi kembali, dan lebih berhati-hati membuat peraturan. Karena siswa- sisiwi yang akan melaksanakan UN merasa sangat terganggu adanya berita tersebut, walaupun mereka masih perawan dan jejaka. Menurut Ibu Chandra sendiri tidak perawan itu bisa di sebabkan oleh banyak hal, mungkin bisa kecelakaan remaja, namun mereka masih mau belajar dan mengejar cita-cita mereka. Tapi mengapa malah di sangkut pautkan dengan UN, dan itu membuat mental siswa siswi down dan skilogis para siswa jadi tidak baik. Dari segi kedokteran susah, kasian skilogis siswa-siswi. Sama halnya dengan salah satu siswi SMK Penrbangan Yogyakarta, Nanda, ia sebagai siswi pun tidak setuju dengan peraturan yang dibuat oleh pihak Kementrian Agama Jember, memang pergaulan bebas di Indonesia semakin tinggi jadi semakin susah untuk menghindarinya, namun bagi mereka yang melakukannya masih mau untuk belajar dan bersekolah untuk mencapai cita-cita mereka juga. Tidak adil bagi siswa, karena jika benar-benar ada siswa- siswi yang memang sudah tidak perawan dan jejaka merasa di rugikan dan di kucilkan. Kementrian Agama seharusnya bisa berpikir panjang dulu sebelum mengeluarkan peraturan baru, apalagi untuk siswa, dan buatlah belajar siswa semakin nyaman agar mereka dapat merespon pelajaran apa yang di sampaikankan oleh guru mereka. Bukan memberi contoh yang buruk untuk mereka. Sama saja Kementrian Agama mengekang siswanya di Jember.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun