Kamar 3 x 3, yang terletak di bagian tengah rumah kecil itupun aku hampiri.
“ Anita, bangun kau, “anak marbaju” kok pemalas bangun jam segini”, sindirku sambil disambut muka kesalnya.Sambil mengucek mata sipitnya dia berteriak kecil ke telingaku dia berkata : “ Biar pemalas, tapi aku cantik” , sambil berlalu meninggalkan aku.
Aku tersenyum, dia Anita romauli Simanjuntak, adik kecilku malaikat ayahku. Dia salah satu gadis termanis dilingkungan tempat aku tinggal. Meskipun dimanja, dia tetap menaruh hormat padaku. Abangnya sekaligus “ito” satu-satunya, “Tulang” bagi anak – anaknya kelak.
Pagi ini seperti biasa, kegiatanku masih berkutat mengenai tugas dosen mesum. Apa boleh buat, satu –satunya harapanku untuk bisa ikut sidang sripsi dalam periode ditentukan oleh si dosen mesum Yusuf. Kopi hitam inilah pacar setiaku disaat seperti ini. Bagiku Kopi hitam adalah inspirasi. Nanti aku ceritakan mengapa aku sangat mencintai kopi hitam.
“Gorga….Gorga.. ayo kekampus.. Jangan bertelor kau dikamar itu”, kata Edison Sitinjak teman kostku.
Putra Daerah Parsoburan kami menjulukinya. Mungkin karena dia satu – satunya mahasiswa di Universitas favorit ini yang kami kenal dari daerah itu.
“ Duluan lah kau lek, masih mau garap perintah si Yusuf aku”, kataku tanpa melihatnya.“Bah, macam botul aja si yusuf itu,uda mendekati deadline masih aja kau belum di acc. Besok – besok kau pake lipstik ke kampus, trus pake rok mini , siapa tau dia nafsu liat kau. Hahahahhahaha ” ujarnya disertai tertawa keras yang memancing lirikan sinis ibu kost kepada kami berdua.
“Ah kau ini memang, kalau ga lulus lagi aku tahun ini, apalagi alasanku sama mamak Bapakku. Sudah habis kata – katanya sama orang disana setiap kali orang – orang dikampung menanyakan aku kapan lulus”, kataku tanpa memandangnya
Sambil menggosok –gosok jam kumalnya si edison memotong “Tenanglah kau lek, kalo memang nasib berkata kaya gitu, lulusnya kau tahun ini.
Hmmm Biar kau tau ya” ( katanya sambil mendekat padaku), Doa tulus inang –inang batak itu akan sangat sulit ditolak Tuhan. Percayalah kau..
Kugeser sedikit kursi tempat aku duduk,sambil menenangkan teriakan punggung yang menjerit sedari pagi dan menatap mukanya , “Kalau memang betul doa tulus inang – inang batak sulit ditolak Tuhan, kenapalah kau ga lulus – lulus juga ?
Nah itu masalahnya lek, mungkin mamakku kayaknya yang kurang tulus berdoa” katanya menjauh menuju cermin untuk memperbaiki tatanan rambutnya yang agak semrawut.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!