Mohon tunggu...
Agustinus Robert Tuanubun
Agustinus Robert Tuanubun Mohon Tunggu... Administrasi - sunset

Amatir Radio member, callsign YC8VRA pada Lokal Kota Ambon Daerah Maluku

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kekuasaan Boleh Direbut? Apa Kata Alkitab!

4 Februari 2024   21:30 Diperbarui: 4 Februari 2024   21:36 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekuasaan adalah kemampuan atau wewenang untuk melakukan sesuatu atau mempengaruhi orang lain. Dalam Alkitab, kita dapat menemukan berbagai contoh tentang kekuasaan, baik yang berasal dari Allah, manusia, maupun roh-roh jahat. Kekuasaan dapat digunakan untuk kebaikan atau kejahatan, tergantung pada niat dan tujuan dari pemiliknya.

Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam konteks kekuasaan adalah apakah kekuasaan boleh direbut atau tidak. Apakah orang yang merasa tidak puas dengan penguasa yang ada dapat melakukan pemberontakan atau kudeta untuk menggantikannya? Apakah orang yang merasa berhak atau lebih pantas dapat merebut kekuasaan dari orang lain yang telah memiliki posisi atau jabatan tertentu? Apakah orang yang merasa lebih kuat atau lebih cerdas dapat menguasai orang lain yang lebih lemah atau lebih bodoh?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita perlu melihat apa yang katakan oleh Alkitab tentang kekuasaan dan bagaimana kita seharusnya bersikap terhadapnya. Berikut adalah beberapa poin yang dapat kita pelajari dari Alkitab:

Kekuasaan adalah milik Allah

Kekuasaan tertinggi dan mutlak adalah milik Allah. Allah adalah Pencipta dan Pemelihara segala sesuatu. Allah adalah Yang Mahakuasa, Yang Mahatahu, dan Yang Mahabijaksana. Tidak ada yang dapat menandingi atau menyaingi kekuasaan Allah. Allah berhak untuk memerintah dan mengatur segala sesuatu sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya. Allah juga berhak untuk memberikan atau mencabut kekuasaan dari siapa pun yang Dia kehendaki. Ayub 36:26 berkata, "Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki."

Kekuasaan adalah pemberian dari Allah

Kekuasaan yang dimiliki manusia adalah pemberian dari Allah. Allah memberikan kekuasaan kepada manusia untuk mengurus dan mengelola ciptaan-Nya. Allah juga memberikan kekuasaan kepada manusia untuk memerintah dan mengadili sesamanya. Allah menetapkan pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di dunia ini untuk menjaga ketertiban dan keadilan. Allah juga memberikan kekuasaan kepada orang-orang yang dipilih-Nya untuk menjadi pemimpin, nabi, rasul, imam, atau hamba-Nya. Semua kekuasaan yang dimiliki manusia adalah tanggung jawab dan amanat dari Allah. Roma 13:1 berkata, "Setiap jiwa harus tunduk kepada penguasa yang di atasnya, sebab tidak ada penguasa tanpa perintah dari Allah; dan yang ada, berasal dari Allah."

Kekuasaan digunakan untuk menghormati dan memuliakan Allah

 Kekuasaan yang dimiliki manusia harus digunakan untuk menghormati dan memuliakan Allah. Allah memberikan kekuasaan kepada manusia bukan untuk disalahgunakan atau disombongkan, melainkan untuk digunakan sesuai dengan maksud dan tujuan-Nya. Allah menginginkan agar manusia yang memiliki kekuasaan untuk bersyukur, rendah hati, adil, bijaksana, dan taat kepada-Nya. Allah juga menginginkan agar manusia yang memiliki kekuasaan untuk melayani, mengasihi, dan membantu sesamanya. Allah tidak menyukai orang-orang yang menggunakan kekuasaan untuk menindas, menipu, atau merusak ciptaan-Nya. Allah juga tidak menyukai orang-orang yang menggunakan kekuasaan untuk menyembah atau mengikuti roh-roh jahat. 1 Petrus 5:2-3 berkata, "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu dan uruslah mereka dengan rela, bukan karena terpaksa, sebab Allah tidak suka akan hal itu, dan bukan pula demi keuntungan yang hina, tetapi dengan semangat. Janganlah kamu berlaku sebagai penguasa atas mereka yang menjadi bagianmu, tetapi jadilah teladan bagi kawanan itu."

Kekuasaan harus dihormati dan ditaati oleh sesamanya

Kekuasaan yang dimiliki manusia harus dihormati dan ditaati oleh sesamanya. Allah menghendaki agar manusia yang tidak memiliki kekuasaan untuk menghormati dan menaati manusia yang memiliki kekuasaan. Allah menganggap hal ini sebagai bentuk penghormatan dan ketaatan kepada-Nya. Allah mengajarkan agar manusia yang tidak memiliki kekuasaan untuk bersikap patuh, tunduk, dan taat kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa yang ditetapkan-Nya. Allah juga mengajarkan agar manusia yang tidak memiliki kekuasaan untuk bersikap hormat, setia, dan mendukung kepada pemimpin-pemimpin, nabi-nabi, rasul-rasul, imam-imam, atau hamba-hamba-Nya. Allah menjanjikan berkat dan perlindungan bagi orang-orang yang melakukan hal ini. Ibrani 13:17 berkata, "Taati pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga untuk memelihara jiwamu, karena mereka harus memberikan pertanggungan jawab. Lakukanlah hal itu dengan sukacita, dan bukan dengan berkeluh kesah, sebab hal itu tidak menguntungkan kamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun