Mohon tunggu...
Augusta De Jesus Magalhaes
Augusta De Jesus Magalhaes Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa S3 Pada Program Studi Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha - BALI.

Saat ini sedang Menempuh Studi S3 pada Universitas Pendidikan Ganesha-Bali Program Studi Ilmu Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidikan Dalam Pembentukan Karakter

27 Desember 2024   18:25 Diperbarui: 27 Desember 2024   18:25 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Melalui kurikulum pendidikan Penanaman nilai-nilai moral yang mencakup pendidikan agama, etika, dan kewarganegaraan dapat tercapai karena Ketiga elemen ini memberikan dasar moral yang kuat dan membantu siswa untuk mengembangkan sikap yang baik, baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun masyarakat. Kenyataannya apakah kurikulum di Indonesia telah benar-benar mengedepankan pendidikan karaktek di dalam proses pelaksanaanya? Jawabannya adalah tidak! Faktanya terjadi banyak sekali kasus yang di lingkungan belajar yang dapat menjawab bahwa pendidikan karakter belum sepenuhnya tercapai dan berhasil. Kasus guru Supriyani di Sulawesi Selatan pada November 2024 yang dipenjara karena diduga menjewer muridnya adalah bukti bahwa dangkalnya perhatian orang tua akan Punishment yang diberikan kepada siswa dianggap penganiyaan padahal tujuannya adalah mendidik anak yg kurang disiplin. Selanjutnya kasus Guru Zuharman di Bengkulu yang dipolisikan hingga dikatapel karena menegur siswa yang merokok menjadi bukti bahwa mendidik menjadi menakutkan bagi kaum Guru. Kasus lain yang berkaitan dengan Parricide atau kasus pembunuhan kerabat dekat yang dilakukan oleh seorang remaja di bangku kelas satu SMA di Jakarta baru-baru ini juga menjadi bukti kuat pentingnya pendidikan karakter dalam proses pendidikan di Indonesia dimana tidak hanya diperoleh di sekolah tetapi juga harus lebih banyak didapat di lingkungan keluarga.

Belajar dari kasus-kasus tersebut, apakah pemerintah, masyarakat, sekolah dan elemen terkait sudah benar-benar menyadari akan pentingnya pendidikan karakter di era sekarang? Kenyataannya adalah belum sepenuhnya menyadari akan hal itu, karena kebanyakan lebih memfokuskan pada ketercapaian akadamik yang menjadi standar berhasilnya proses belajardari pada pengembangan karakter peserta didik itu sendiri.

Pada dasarnya pendidikan sebagai suatu proses yang berfokus pada pengembangan tiga aspek utama, yaitu: Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Psikomotorik. Aspek kognitif menekankan pada pendidikan yang melibatkan proses pembelajaran untuk memperoleh informasi, konsep, serta keterampilan analitis yang mengacu pada kemampuan intelektual atau pemahaman seseorang, yang berkaitan dengan pengetahuan, logika, dan keterampilan berpikir kritis. Aspek afektif bertujuan untuk membentuk karakter, memperkuat hubungan sosial, serta membangun sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain dimana aspek ini Berhubungan dengan perkembangan emosional dan nilai-nilai pribadi, seperti sikap, perasaan, dan nilai moral. Aspek Psikomotorik mengarah pada keterampilan fisik serta kemampuan untuk menerapkan teori dalam tindakan nyata. Ketiga aspek ini saling berinteraksi dalam proses pendidikan yang holistik, dengan tujuan untuk mengembangkan individu secara menyeluruh, tidak hanya dalam hal pengetahuan tetapi juga dalam aspek moral, emosional, dan keterampilan praktis. Dengan pendekatan ini, pendidikan tidak hanya menciptakan individu yang cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang baik dan keterampilan untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. 

Karakter sebagai kumpulan sifat dan kualitas moral yang membentuk perilaku, sikap, dan tindakan seseorang. Karakter yang kuat mencerminkan integritas, kejujuran, rasa tanggung jawab, dan etika yang menjadi dasar bagi interaksi sosial dan keputusan yang diambil dalam kehidupan sehari-hari. Karakter yang dibangun melalui kualitas-kualitas ini sangat penting untuk menciptakan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki moral yang kuat. Pendidikan yang efektif tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kognitif, tetapi juga untuk membentuk karakter yang baik, yang akan berdampak positif pada diri individu, hubungan sosial, dan masyarakat secara keseluruhan.

Nilai-nilai moral ini sebaiknya tidak hanya diajarkan dalam mata pelajaran khusus, tetapi juga diterapkan dalam seluruh kegiatan pendidikan, baik dalam interaksi sosial di kelas maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler. Nilai-nilai moral ini sebaiknya tidak hanya diajarkan dalam mata pelajaran khusus, tetapi juga diterapkan dalam seluruh kegiatan pendidikan, baik dalam interaksi sosial di kelas maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler. Pendidikan moral bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga dan masyarakat. Kerja sama antara sekolah, orang tua, dan komunitas akan memperkuat proses pembelajaran nilai-nilai moral ini. pendidikan karakter dapat diperkuat dengan pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas pengajaran, dan kolaborasi antara berbagai pihak. Semua pihak hendaknya mendorong peningkatan integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan di semua tingkat. Selain itu keterlibatan  masyarakat, sekolah, dan keluarga untuk bekerja sama dalam mendidik generasi yang memiliki karakter yang baik hendaknya menjadi fondasi yang kuat demi tercapainya tujuan pendidikan karakter di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun