Mohon tunggu...
Augmented Yen
Augmented Yen Mohon Tunggu... -

...ini dan itu...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

...Seperempat Detik yang Lalu...

4 Februari 2010   14:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:05 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

...Seperempat detik yang lalu aku terbangun. Bukan karena igauan malam yang menggeram. Bukan karena ingin melipat rapi kekosongan yang sama. Hanya ingin terbangun, menyongsong Tuhan.
Ah, seperti ini rupanya suara hati yang menguik sebab tergencet dogma surga dan neraka yang saling berselang seling silang. Selalu berakhir dengan mendaur ulang nama Tuhan.
Lalu, beradulah fikir. Menyoal sesuatu tanpa nama dan ambigu, sementara batin meragukan sesuatu tanpa makna dan menipu. Seperti kafir yang mati kafir menggugat detil takdir...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun