Menurut Henderson (2003), layanan perencanaan individual bagi anak berbakat akademik meliputi:
- Asesmen
Asesmen adalah administrasi dan interpretasi pengukuran formal dan informal untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa tentang keterampilan, bakat, minat, prestasi, dan kebutuhan mereka. Untuk penempatan dan penyaluran karir, asesemen siswa berbakat diperlukan.
- Layanan Konseling
Konseling untuk ABA dapat berbentuk konseling kelompok atau individu, tergantung mana yang lebih menguntungkan bagi ABA, oleh karena itu konselor harus terlebih dahulu menentukan kebutuhan dan jenis konseling yang dibutuhkan. Jika Anda memperhatikan kesulitan-kesulitan ini,Â
Anda akan melihat bahwa tantangan anak-anak berbakat secara akademis sangat kompleks, yang memerlukan penggunaan layanan konseling. Akibatnya, kebutuhan konseling di sekolah favorit tidak lepas dari kebutuhan konseling di sekolah reguler non-favorit, sehingga diragukan kebenarannya.
- Layanan Konsultasi
Meskipun ABA memberikan keunggulan akademis, fasilitas dan bantuan yang disesuaikan tetap diperlukan untuk pengembangan diri yang efektif. Konseling akademik lebih menitikberatkan pada pengembangan program akademik yang sejalan dengan tuntutan kognitif siswa dalam hal ini.Â
Namun, hal ini tidak meniadakan pentingnya jenis layanan konseling akademik lainnya. Konseling akademik untuk ABA mengutamakan perencanaan akademik, perencanaan pendidikan yang memisahkan pendidikan alternatif, dan persiapan karir, menurut Kristi Whitesell (1998). Macam-macam layanan konseling akademik yang diberikan oleh ABA adalah sebagai berikut:
- Perencanaan akademik. Perencanaan akademik mencakup kegiatan seperti mengidentifikasi jurusan atau kegiatan ekstrakurikuler terkait, bimbingan, magang, keterampilan mengerjakan ujian, keterampilan membuat keputusan, dan keterampilan belajar.
- Perencanaan pendidikan berduferensiasi. Mengidentifikasi tujuan yang komprehensif, menentukan tolok ukur kemajuan, menampilkan data penilaian yang relevan, menentukan prosedur dan proses pembelajaran, dan membuat rekomendasi dari konferensi staf untuk membuat rencana pendidikan berdiferensiasi.
- Alternatif pendidikan. Diperlukan untuk menentukan dan merancang sistem pendidikan yang relevan, yang mungkin berbentuk program akselerasi atau pengayaan, untuk mengembangkan potensi akademik dan fitur terkait lainnya. Demikian pula, sangat penting untuk memperkirakan efeknya agar opsi dapat berkontribusi secara optimal untuk pengembangan ABA.
- Perencanaan karir. Memilih bidang minat, sekolah atau perguruan tinggi yang sangat baik bagi individu dan minatnya, memilih jurusan, dan memberikan bimbingan adalah aspek penting dari perencanaan karir.
- Informasi Karir
Informasi karir yang diberikan kepada anak berbakat akademik meliputi:
- Multipotensialitas.
Multipotensialitas adalah sebagai hasil dari berbagai minat, bakat, dan kemampuan, kapasitas untuk memilih dan mengembangkan berbagai kemungkinan pekerjaan. Banyaknya pilihan yang ditawarkan cenderung membuat pengambilan keputusan dan penetapan tujuan menjadi lebih sulit, dan bahkan dapat menunda pilihan pekerjaan. Pada berbagai tahap pendidikan, ABA akan membahas topik ini dengan cara yang berbeda.
Pada siswa SMA, jadwal kelas dan partisipasi yang tinggi dalam kegiatan sekolah berkontribusi pada kesulitan dalam membuat penilaian antara pertimbangan akademik dan karir. Beberapa ABA bekerja di sekolah, kegiatan keagamaan, dan bahkan organisasi masyarakat, dan dipimpin oleh banyak kelompok.Â
Akibatnya, muncul indikator kecemasan dan kelelahan yang dapat menyebabkan keterlambatan dalam merencanakan dan mengambil keputusan untuk melanjutkan studi dan memilih jalur karir. Akibatnya, sejumlah ABA tidak mampu menunjukkan prestasi akademik yang kuat dalam berbagai topik.
Strategi intervensi yang mungkin relevan bagi ABA, diantaranya:
- Mencari tes vokasional yang sesuai dari konselor atau psikolog yang profesional.
- Mendorong untuk mengadakan kunjungan ke perguruan tinggi atau jurusan-jurusan yang diminati.
- Memberikan kesempatan untuk bekerja secara volunteer secara lebih meluas.
- Mengeksplorasi kemungkinan magang dengan para profesional.
- Memberikan bimbingan yang berbasis nilai yang menekankan pemilihan sebuah karir yang memiliki sarat nilai.
- Mendorong untuk tidak konformis atau tidak memilih karir secara setereotyped.
- Mengekspose kepada siswa model-model karir yang unik.
- Early emergenceÂ