Mohon tunggu...
Aufa Hardy
Aufa Hardy Mohon Tunggu... Freelancer - Suka Menulis

Mahasiswi psikologi yang suka menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Masalah yang Dihadapi Millenial Hari Ini

25 April 2018   17:10 Diperbarui: 25 April 2018   17:32 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
melepaskan masalah (source: pexels)

Usia 20-an memang bukan masa yang mudah, apalagi bagi millenials atau generasi Y yang hidup di zaman serba sulit seperti sekarang. Kenapa sulit? Bukankah kita telah memiliki internet dan peralatan canggih yang berkembang dengan semakin pesat, bukankah itu merupakan kemudahan? Ya, tapi dibalik kemudahan itulah kita menghadapi masalah yang tidak dialami oleh generasi-generasi sebelumnya.

Paling banyak mengalami depresi dibandingkan generasi sebelumnya diusia yang sama

Tuntutan pendidikan yang semakin tinggi, lapangan pekerjaan yang semakin sulit, serta mahalnya biaya hidup (belum lagi biaya kuliah yang semakin melangit) membuat banyak millenials mengalami depresi karenanya. Fakta juga menunjukkan bahwa satu dari lima pekerja muda mengalami depresi di tempat kerja, dibandingkan dengan hanya 16 persen dari Generasi X dan Generasi Baby Boom. 

Mungkinkah depresi ini juga mempengaruhi banyaknya millenials yang menjadi malas dengan teknologi di tangan mereka, menyibukkan diri dengan hal-hal mubazir di media sosial dengan eksistensi yang ditentukan oleh banyaknya jumlah follower dan like hingga tren ini dan itu yang semakin cepat berkembang.. menjadikannya sebagai pelarian dari tuntutan realita hidup? Karena itu sebaiknya kita juga tidak perlu malu atau takut untuk meminta tolong pada orang lain saat menghadapi suatu masalah agar tidak menjadi depresi sendiri.

Tekanan untuk menjadi sempurna dalam mengikuti perkembangan zaman

Tekanan yang dialami hari ini bukan hanya dipengaruhi pergaulan dengan teman sekitar, misalnya melihat teman-teman yang lain punya ini dan itu lalu melakukan ini dan itu, tapi juga media sosial dengan lebih banyak orang yang bahkan tak mengenal kita sebelumnya. Yang secara tidak sadar, hal ini membuat kita kesulitan untuk "menjadi diri sendiri" salah satunya karena takut dengan judge yang lain jika kita dianggap berbeda. 

Selain itu tekanan dari sekolah atau kuliah yang semakin terasa, bagaimana jika nilai kita lebih rendah daripada teman-teman yang lain.. apa tanggapan Orangtua, sodara, teman yang bahkan tidak tahu beratnya tekanan yang kita hadapi. Pikiran semakin berat karena terlalu banyak hal yang harus kita kuasai, yang harus kita buktikan (dengan eksistensi diri kita), dan bayangan masa depan yang semakin menghantui.

Menjadi egosentris dan cenderung cuek dengan keadaan sekitar

Karena semakin tingginya persaingan atau kompetisi baik di lingkungan pertemanan, sekolah, ataupun lingkungan kerja, membuat kita cenderung  mementingkan diri sendiri agar selalu lebih unggul daripada yang lain. 

Apalagi dengan adanya smartphone dan media sosial yang menjadi dunia sendiri di tangan kita yang  membuat kita cenderung lebih cuek dengan berpikir bahwa kita dapat menghubungi orang-orang yang kita kenal lewat media sosial, padahal kenyataannya dengan terhubung ke semua orang sepanjang waktu membuat kita kurang memperhatikan orang-orang yang paling kita sayangi.

Karena itu sekarang mulai banyak yang memperingatkan kita generasi millenials untuk lebih berusaha mengendalikan diri kita dengan kemajuan teknologi hari ini, agar kita tidak terlena dengan melupakan realita hidup yang sebenarnya. Agar tidak malas-malasan dengan semua kemudahan yang ada dan menjadikannya modal untuk terus berkarya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun