Mohon tunggu...
Aufadhila Andris
Aufadhila Andris Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Pendidikan Non Formal, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme Untuk Kegiatan Pertanian Berkelanjutan

27 Oktober 2024   22:52 Diperbarui: 27 Oktober 2024   23:00 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Disusun Oleh : Esy Anggraini

NIM                   : 23005011

Ditulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah PKTI pada Departemen PLS FIP UNP dengan dosen pengampu Bapak Drs. Wisroni, M.Pd. 

Di era kehidupan yang semakin modern, semua kemudahan disediakan untuk kelancaran hidup tak terkecuali kegiatan pertanian. Saat ini untuk mendapatkan hasil pertanian yang melimpah para petani memilih menggunakan pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia dinilai lebih cepat dalam memberikan hasil yang diinginkan. Dibalik itu penggunaan pupuk kimia dan sintesis juga dinilai lebih murah dibandingkan dengan pupuk organik, namun tanpa disadari pupuk kimia juga memiliki kekurangan yaitu dapat merusak tanah dan lingkungan sekitar. Jika ini terjadi secara terus menerus dengan skala panen 2 kali dalam setahun maka tingkat kesuburan tanah akan menurun dan ketergantungan penggunaan pupuk kimia terus meningkat setiap tahunnya. Ini juga akan berpengaruh kepada kegiatan pertanian berkelanjutan karena kesuburan tanah yang semakin menurun. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah beralih menggunakan pupuk organik dalam kegiatan pertanian salah satunya eco enzyme. Penggunaan pupuk organik memang sangat bagus dalam membantu kegiatan pertanian saat ini untuk itu perlu diadakan pelatihan untuk kelompok tani yang ada di Indonesia agar beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik demi terwujudnya kegiatan pertanian berkelanjutan.

Pupuk organik berasal dari sampah organik yang terurai oleh mikroorganisme dan selalu dihasilkan dalam kegiatan pertanian. Sampah organik berupa kulit buah, ranting pohon, dedaunan dan sebagainya sering kali dibuang begitu saja bahkan dedaunan kering di kebun malah sering dibakar oleh petani pada saat pembersihan lahan. Padahal jika diolah menjadi pupuk maka itu akan bermanfaat bagi tanah karena nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disediakan dengan baik oleh tanah. Mengolah sampah organik menjadi pupuk akan berguna bagi kehidupan seperti bisa untuk memupuk tanaman, pengusir serangga dan masih banyak lagi. Untuk itu para petani perlu menyadari bahwa sampah organik yang dihasilkan selama kegiatan pertanian tidak perlu dimusnahkan hanya dengan cara dibakar tetapi bisa diolah menjadi produk yaitu eco enzyme yang ramah lingkungan.

Eco enzyme merupakan larutan hasil fermentasi dari campuran gula, sampah organik, dan air dengan perbandingan 1:3:10. Eco enzyme memiliki banyak manfaat dalam kegiatan pertanian seperti jadi pupuk, pestisida, dan pengusir hama tanaman. Pelatihan pembuatan eco enzyme ini bagi petani memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan berkurangnya sampah organik yang menumpuk dan gas metana yang dihasilkan dari sampah organik yang dapat merusak lapisan ozon. Lapisan ozon yang menipis akan menyebabkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca mempengaruhi perubahan iklim sehingga akan berpengaruh pada pola tanaman dan waktu tanam serta produksi dan kualitas hasil panen. Eco enzyme ini merupakan produk yang ramah lingkungan dan solusi untuk kegiatan pertanian berkelanjutan mengingat bahwa Indonesia adalah negara tropis yang pendapatan utamanya adalah sektor pertanian untuk itu penting bagi petani untuk dapat menjaga kesuburuan tanah untuk kegiatan pertanian berkelanjutan.

Program pelatihan pembuatan eco enzyme ini memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan kepada para petani dan membantu para petani untuk menjaga kesuburan tanah dan lingkungan demi hasil panen yang berkualitas dan melimpah. Program ini juga akan mengoptimalkan pertanian berkelanjutan karena kegiatan pertanian ini menjadi sumber pendapatan utama masyarakat Indonesia, menurut data dari badan pusat statistik Indonesia mampu menghasilkan 53,98 juta ton padi pada tahun 2023 dan 52,65 juta ton pada tahun 2024 dari angka ini kita bisa melihat terjadinya penurunan yang signifikan dalam hasil panen. Untuk dapat mewujudkan pertanian berkelanjutan kita harus bisa mempertahankan kondisi kesuburan tanah dengan beralih menggunakan pupuk organik dalam kegiatan pertanian. Pertanian berkelanjutan merupakan cara yang kita lakukan agar generasi selanjutnya dapat merasakan hasil pertanian seperti yang kita rasakan saat ini bahkan lebih berkualitas lagi.

Pelatihan pembuatan eco enzyme ini dimulai dari pengumpulan bahan-bahan dan alat yang dibutuhkan seperti sampah organik, gula merah, dan juga air. Kemudian para petani masuk ke dalam tahapan dalam pembuatan eco enzyme yang pertama adalah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan sampah organik, wadah penyimpanan yang tertutup, air, dan gula. Setelah kita menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dilanjutkan dengan memotong kecil-kecil sampah organik seperti kulit buah atau sayur agar proses fermentasi tidak terlalu lama. Campurkan semua bahan dengan menggunakan perbandingan 1:3:10. 1 bagian gula dilarutkan dengan 10 bagian air di dalam wadah lalu dilanjutkan dengan memasukkan 3 bagian sampah organik. Setelah semua bahan dimasukkan ke dalam wadah lalu tutup wadah lalu simpan ditempat yang sejuk dan gelap.

Tahap kedua adalah lakukan pengecekkan secara berkala larutan eco ezyme yang telah dibuat. Pada minggu pertama buka tutup wadah secara perlahan untuk mengeluarkan gas metana (CH4). Gas mentana ini merupakan hasil dari proses fermentasi yang dilakukan oleh bakteri metanogen. Gas ini perlu dikeluarkan agar wadah tempat penyimpanan eco ezyme tidak meledak. Kemudian lakukan pengadukan pada larutan eco enzyme pada hari ke-7, lanjut hari ke-30, danterakhir hari ke-90. Tujuan pengadukan ini agar proses fermentasi terjadi secara merata dan mempercepat proses fermentasi.

Setelah semua proses ini dilalui maka larutan eco enzyme dapat dipanen pada hari ke 90 atau setelah 3 bulan disimpan. Untuk pemanenan larutan eco enzyme bisa dilakukan penyaringan larutan lalu ampasnya bisa dimasukkan kembali ke dalam wadah fermentasi ataupun diletakkan pada tanaman sebagai pupuk kompos. Larutan eco enzyme sudah bisa dipakai untuk pestisida ataupun pupuk. Contoh penggunaan larutan eco enzyme sebagai pupuk tanaman dengan cara mencampurkan 30 ml larutan eco enzyme dengan 2 liter air lalu siramkan ke tanah atau ke tanaman. penggunaan larutan eco enzyme pada tanaman dinilai lebih praktis dan membantu proses pemerataan pupuk pada tanaman, yang tidak hanya bertumpuk atau focus pada satu titik saja.

Program pelatihan juga akan membimbing para petani untuk proses pengaplikasian pupuk pada tanaman sesuai dengan takaran yang dibutuhkan oleh tanaman, dan juga mempertimbangkan kondisi tanah. Cairan eco enzyme merupakan cairan yang dihasilkan dari sampah organik melalui proses fermentasi. Pengolahan sampah organik menjadi cairan eco enzyme ini sangat bermanfaat dan membantu mengurangi pencemaran lingkungan serta penumpukkan sampah di TPA. Cairan eco ezyme ini bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia dalam kegiatan pertanian. Pengolahan sampah organik menjadi eco enzyme merupakan pilihan yang tepat untuk menyelamatkan lingkungan dan bumi. Melalui program pelatihan ini petani diharapkan mulai beralih menggunakan eco enzyme dalam kegiatan pertanian atau pupuk organik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun