Hal ini membuat saya sebagai pembaca dapat memvisualisasikan negara dan memposisikan diri saya berada di negara tersebut ditambah mendengarkan playlist yang diberikan, membuat cerita menjadi lebih hidup.Â
Selain itu buku Alster Lake ini juga dilengkapi animasi-animasi tentang Dean Bjorn dan juga Alea, seperti kisah mereka, barang, pokoknya yang berkaitan dengan mereka. Gambaran yang diberikan juga dengan gaya seni kuno yang sederhana sehingga mendukung visualisasi cerita di negara Jerman ini.Â
Jujur saja setelah saya membaca buku novel Alster Lake ini saya menjadi tau beberapa kosakata Jerman, karena penulis kerap menyelipkan beberapa kata kedalam cerita.Â
Saya juga tertarik mempelajari lebih lanjut mengenai Bahasa Jerman, sehingga saya sempat mengambil kelas dasar Bahasa Jerman selama 1 bulan sebagai pengisi waktu kosong saat liburan semester tahun kemarin.Â
Setelah membaca novel Alster Lake saya mempercayai bahwasanya setiap penulis berusaha untuk mengekspresikan dirinya melalui karya tulisnya.
Kekurangan yang saya rasakan yaitu ketika Dean dan Alea berbicara secara langsung maupun via chat menggunakan bahasa yang cukup formal dan berat, sehingga memberikan kesan yang kaku.Â
Oleh karena itu pada awalnya saya membaca merasakan canggung dan membuat kisah cinta mereka kesan romantisnya berkurang. Lalu juga ada beberapa bagian yang tidak dijelaskan detail, seperti bagaimana pemecahan suatu masalah yang mereka jalani waktu itu.Â
Sehingga menimbulkan tanda tanya untuk saya, cerita pada bagian ini terkesan melompat jauh dan menggantung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI