Di banyak tempat, mereka masih bergantung pada sedekah dan infaq dari jamaah, tanpa mendapatkan kompensasi yang memadai untuk pekerjaan mereka.Â
Hal ini menciptakan paradoks di mana para penjaga rumah Allah sendiri tidak mendapatkan perlindungan sosial atau kesejahteraan yang pantas mereka terima.
Untuk mengatasi masalah ini, langkah pertama adalah mengubah persepsi masyarakat (termasuk kita) terhadap peran marbut masjid.Â
Mereka harus dilihat sebagai bagian integral dari komunitas, bukan sekadar pekerja kebersihan. Mereka adalah pilar kesejahteraan komunitas yang harus dihargai dan didukung.
Selanjutnya, komunitas bisa melakukan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan marbut masjid.Â
Salah satunya adalah dengan memastikan bahwa mereka mendapatkan upah yang layak untuk pekerjaan mereka.Â
Hal ini bisa dilakukan melalui penggalangan dana komunitas atau peningkatan upah dari dana masjid.
Disamping itu, memberikan penghargaan dan apresiasi secara berkala juga penting untuk memotivasi mereka untuk terus berdedikasi.Â
Pengakuan atas kontribusi mereka yang tak ternilai adalah hal yang wajib dilakukan oleh komunitas.
Komunitas tersebut terdiri dari kita semua yang berkesadaran bahwasanya marbut masjid bukan hanya sekedar seseorang yang hanya membersihkan masjid saja, tapi lebih dari itu.
Marbut masjid adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang layak mendapatkan tempat terhormat di hati kita.Â