"Pada saat itu, aku pikir ini adalah hal yang hanya terjadi antara pasangan. Tapi yang paling menakutkan adalah kamu diam-diam merekam dengan ponselmu saat aku tidak memperhatikan, dan hal itu menghancurkan seluruh hidupku," tambahnya.
Pelaku dalam kasus ini, Aaron Yan, mengaku dan mengonfirmasi bahwa dia seorang gay. Dia juga meminta maaf karena telah menyakiti remaja laki-laki itu, yang merupakan mantan pacarnya di masa lalu.Â
Aaron Yan menjelaskan bahwa setelah dia memperbaiki ponselnya yang rusak, video intim mereka tersebar tanpa kontrol. Dia berusaha mencegah penyebaran luas video itu, tetapi upayanya tidak berhasil.
Kisah ini mencengangkan dan menyayat hati. Bagaimana mungkin seseorang dapat melakukan kekejaman sedemikian rupa terhadap pasangannya sendiri?Â
Remaja yang berani mengungkapkan pengalaman traumatisnya harus menghadapi derasnya hujatan para netizen.
Kasus ini mengingatkan kita untuk belajar dari pengalaman yang sama seperti kasus di atas. Kita harus bersama-sama berjuang demi keadilan bagi korban pelecehan seksual dan memberikan dukungan kepada mereka yang melaporkan kejahatan tersebut. Setiap individu berhak hidup dalam lingkungan yang aman dan bebas dari rasa takut. Melalui persatuan dan kesatuan, kita bisa mencegah terulangnya kasus semacam ini di masa depan. Bersama, mari kita menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih manusiawi bagi semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H