Mohon tunggu...
Audy Kalangi
Audy Kalangi Mohon Tunggu... -

Lahir di Tomohon, tidak pernah di wisuda dalam urusan belajar, mengembangkan diri dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mau Dibawa Ke Mana Kota Tomohon?

28 Januari 2015   03:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:15 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1422365719827571087

[caption id="attachment_348335" align="aligncenter" width="300" caption="Potensi sumber daya alam kota Tomohon"][/caption]

Tanggal 27 Januari 2015, Kota Tomohon berulang tahun ke-12. Sebagai sebuah kota otonom hasil dari reformasi dan semangat untuk otonomi daerah banyak hal yang harus di syukuri untuk apa yang sudah dicapai oleh kota ini. Sarana infra struktur yang boleh dirasakan oleh masyarakat, gedung-gedung sekolah yang boleh di katakana memadai dan pencapaian WTP menjadi salah satu kebanggan tersendiri.

Di tengah keberhasilan yang sudah dicapai oleh pemerintah kota dan masyarakat Tomohon ini, masih banyak pekerjaan rumah yang harus di selesaikan oleh pemerintah dan masyarakat Tomohon. Sama seperti kata Nurdin Abdulah (Buapti Bantaeng, Sulsel) yang jadi peraih penghargaan tokoh terbaik oleh salah satu media ibu kota, bahwa masyarakat pada akhirnya menilai pembangunan yang di lakukan oleh pemerintah pada apa yang dia rasakan,. Apakah pembangunan itu menyentuh kehidupannya?, berpengaruh terhadap kesejaterahannya ataukah pembangunan itu hanya di klaim sepihak oleh penyelenggara pemerintahan dalam hal ini walikota dan jajaran pemerintahannya.

Seiring terbukanya informasi dan berkembangnya teknologi memungkinkan kepada semua masyarakat bisa mengakses dan mengetahui perkembangan dari sebuah kota, termasuk di dalamnya kebijakan-kebijakan publik yang bermanfaat ataupun mubasir yang di lakukan oleh pemerintah kota. Apakah pembangunan yang diklaim pemerintah sampai-sampai mengilankan di beberapa media lokal itu sudah dirasakan manfaat dan kehadirannya ataukah hanya untuk “menggugurkan program” yang sudah ada tanpa ketidak-jelasan arah dan tujuan yang akan di capai. Apakah pembangunan yang dilakukan pada tahun-tahun ini adalah bagian dari sebuah rencana besar kota untuk wajah kota Tomohon dalam beberapa tahun yang akan datang?

Untuk dapat mengukur keberhasilan sebuah kota, maka diperlukan indikator yang yang dapat di percaya kebenarannya. Indikator yang bisa di percaya ini harus di uji dan disepakati bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pengujian itu. Dalam hal penilaian sebuah kota maka apa kata masyarakat sebagai pemegang kedaulatan dari kota yang harus jadi refrensi dari penilaian itu sendiri. Apakah pertumbuhan ekonominya bisa dirasakan?, apakah aparat pemerintahnya benar-benar melayani dan mengayomi masyarakat ataukah mereka hanya mau di layani. Apakah sarana dan prasarana yang dibangun bisa di manfaatkan dan bermanfaat sebesar-besarnya untuk kesejaterahan rakyat?. Masyarakat Tomohon yang akan menjawabnya.

Sedikit fakta di lapangan yang sekiranya menjadi bahan introspeksi bagi pemerintah dan masyarakat Tomohon, yaitu adanya beberapa bangunan yang terbengkalai dan tidak jelas peruntukannya, sumber daya manusia yang perlu di tingkatakan ketrampilan dan pengetahuannya (bukan mental asal bapak senang) dan penunjukan pejabat yang tidak berdasarkan kompetensi dan kapasitasnya.

Setelah 12 tahun kota ini berdiri, saya sebagai salah satu warga, belum melihat jelas ke arah mana kota ini akan dibawah. Kalau mau dibilang kota bunga dan hanya mengandalkan TIFF sepertinya indikatornya terlalu kecil. Kota pendidikan sepertinya perlu di diskusikan lagi, meskipun masyarakat luar kota Tomohon masih banyak yang menyekolahkan anak-anak mereka ke kota ini. Tapi kualitas pendidikan seperti apa yang kita hasilkan, berapa banyak dosen/guru yang mempunyai kualitas di kota ini?, bagaimana peran perguruan tinggi dan civitas akademi dalam membangun dan memberikan saran pada pembangunan kota?. Kalau mau mengandalkan pertanian, apakah Tomohon sudah bisa dikatakan berdaulat pertaniannyatanpa tergantung ke daerah lain?. Dalam sektor pariwisata, sepertinya peran besar masih dimainkan oleh pihak swasta dalam pengelolaan pariwisata. Saya lebih banyak melihat acara-acara seremonial dan kegiatan-kegiatan yang “menggugurkan program” di banding substansi dari apa landasan dan dasar program itu ada.

Masyarkat Ekonomi Asean (MEA) sudah di depan mata, apakah kota ini sudah menangkap peluang yang ada ini?, belum lagi program nawa cita pemerintahan Jokowi_JK yang akan menjadikan pelabuhan bitung sebagai hub international harus mampu di tangkap pemerintah kota Tomohon untuk membuat strategi demi meningkatkan kesejaterhan kota. Misalanya dengan memikirkan tersedianya sentra hoktilkultura di kota ini dimana semua perisinan dan dokumen dapat di fasilitasi. Mempersiapkan sumber daya manusia baik skill maupun pengetahuannya untuk memasuki dunia kerja ataupun entrepreneur-enterprenur muda yang membuat lapangan pekerjaan baru.

Belanja pegawai yang belum melebihi 50% dari anggaran pemerintah harusnya bisa dijadikan kesempatan untuk pembangunan sarana-sarana publik seperti pengeloalaan air bersih, pengelolaan sampah dan sarana kesehatan di puskesmas-puskesmas. Tersedianya sumber daya alam dan posisi strategis kota Tomohon harus mampu di manfaatkan semaksimal mungkin untuk kesejaterahan kota.

Kearah mana kota ini akan di bawah sangat besar di tentukan oleh pemimpin kota itu. Menjadi pemimpin memang tidak mudah, tapi kita harus sadar bahwa pemimpin itulah garansi dari sebuah perubahan. Political will dari pemerintah akan sangat menentukan wajah kota. Persoalan pemimpin/walikota tidak korupsi itu adalah hal yang sewajarnya sebagai seorang pemimpin karena itu sudah menjadi sumpahnya ketika di lantik sebagai walikota untuk tidak korupsi.Seperti kata Ahok, bahwa dia sebenarnya malu di sebut tokoh anti korupsi pada saat menerima Bung Hatta award, karena itu adalah hal yang seharusnya di lakukan sebagai pejabat publik.Jadi kalau di tidak Korupsi itu adalah tanggung jawabnya sebagai pejabat publik.

Masih ada 1 tahun bagi walikota Tomohon untuk menentukan dan mengirimkan pesan ke mana arah kota ini. Publik dan masyarakat Tomohon akan menilai dan memberi raport pada saat pemilihan kepala daerah berikutnya. Apakah masih layak untuk memimpin kota ini atau perlu orang baru yang memiliki visi besar dan mampu menggerakkan semua potensi Kota untuk mencapai visi besar itu. Selamat ulang Tahun Kota Tomohon.Tuhan memberkati Tomohon. Kota kina touanku, umbanuaku, I jajat u santi !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun