Mohon tunggu...
Audry Qhasya
Audry Qhasya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi nonton film dan mendengarkan musik,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Farmasi Hijau: Menjaga Kesehatan Lingkungan Melalui Inovasi Dan Tanggung Jawab

21 Desember 2024   19:51 Diperbarui: 21 Desember 2024   19:51 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Yesiska Damanik from medicalogy

Farmasi merupakan suatu kata yang sangat familiar untuk didengar di telinga masyarakat, sebagian besar orang yang mendengar akan berfikir bahwa farmasi ilmu yang mempelajari obat-obatan. Farmasi bukan hanya mengenai obat-obatan ataupun ilmu meracik obat dan hal yang berkaitan dengan obat, namun ternyata farmasi memiliki peran penting dalam kesehatan lingkungan. Dunia farmasi memiliki peran yang semakin kritis dalam menjaga kesehatan lingkungan karena berada ditengah tantangan global perubahan iklim dan degradasi ekosistem, sehingga industri farmasi bertanggung jawab untuk lebih dari sekedar menghasilkan obat-obatan, tetapi juga sebagai garda terdepan mengenai permasalahan dalam pelindungan lingkungan.

Dalam hal ini dapat dimulai dengan dilakukannya proses produksi yang ramah lingkungan. Industri farmasi dapat memulai  melakukan atau mengadopsi teknologi hijau, mengurangi jejak karbon, dan lebih meminimalisir limbah berbahaya. Dengan penggunaan sumber daya terbarukan, efisiensi energi, dan teknologi produksi bersih menjadi prioritas utama dalam merancang sistem manufaktur obat-obatan. imbah farmasi merupakan limbah yang berasal dari produk obat-obatan atau farmasi yang sudah tidak dapat dikonsumsi atau digunakan karena beberapa alasan seperti kedaluwarsa, batch yang tidak memenuhi spesifikasi, telah terkontaminasi, dibuang atau dikembalikan masyarakat, atau obat-obatan yang tidak lagi diperlukan.

Farmasis memiliki peran penting terkait proses pengelolaan limbah obat yang berkelanjutan, dengan menciptakan protokol pembuangan obat yang aman, mensosialisasikan rancangan protokol mengenai  metode daur ulang, dan mendorong program pengumpulan obat kadaluarsa. Ada beberapa apotek telah mengembangkan program koleksi obat yang memungkinkan masyarakat membuang obat dengan bertanggung jawab. Aspek lingkungan dalam farmasi juga meliputi pengembangan obat-obatan yang ramah lingkungan. Farmasis mulai berfokus pada desain obat dengan bahan aktif yang memiliki degradasi minimal pada lingkungan, dan riset berkelanjutan untuk dapat menciptakan molekul obat yang mudah terurai dan tidak menimbulkan dampak negatif jangka panjang.

Dampak lingkungan dari produk ataupun limbah farmasi menjadi perhatian karena pada proses manufaktur obat-obatan membutuhkan sumber daya alam dan energi dalam jumlah besar. Oleh karena itu farmasi dapat didorong untuk menerapkan praktik produksi hijau, dengan cara seperti penggunaan energi terbarukan, minimalisasi limbah, dan efesiensi penggunaan bahan baku.

Farmasis juga sangat berperan penting sebagai komunikator dalam pendidikan mengenai lingkungan. Seorang farmasis tidak hanya sekedar mendistribusikan obat namun juga bertanggung jawab dalam memberikan informasi kesehatan terutama kesehatan lingkungan secara kompleks sehingga masyarakat luas mampu memahami. Dalam komunikasi dengan pasien atau masyarakat seorang farmasis berperan menjelaskan penggunaan obat secara detail serta mengedukasi pasien tentang efek samping, interaksi obat, dan pentingnya kepatuhan obat. Farmasis juga dapat mengedukasi mengenai dampak obat-obatan terhadap lingkungan, dengan memberikan edukasi yang baik dan benar tentang cara pembuangan obat, dan menjelaskan pentingnya kesadaran lingkungan dalam praktik kesehatan. Komunikasi yang jelas dapat meningkatkan keberhasilan terapi dan meminimalisir kesalahan dalam penanganan obat.

Farmasis dapat menjadi sumber informasi terpercaya melalui penyuluhan, konsultasi, dan edukasi, membantu meningkatkan literasi kesehatan masyarakat. Namun tantangan yang utama juga terdapat pada komunikasi sehingga seorang farmasis harus mampus membangun kepercayaan masyarakat. Masyarakat perlu merasa nnyaman dan yakin dengan informasi yang diberikan. Oleh karena itu, sikap empati, kesabaran, dan kemampuan mendengar aktif menjadi keterampilan komunikasi yang sangat di perlukan.

Adapun riset mengatakan bahwa residu obat-obatan di lingkungan dapat menimbulkan efek ekologis yang kompleks, hal ini mengakibatkan kontaminasi tanah dan biomagnifikasi melalui penyerapan obat-obatan ke dalam tanaman pangan. Selain berpotensi mencemari sumber air dan tanah, limbah farmasi juga dapat membahayakan kesehatan manusia dan ekosistem. Pengelolaan yang kurang tepat dapat menyebabkan akumulasi zat berbahaya di lingkungan, merusak flora dan fauna serta memicu masalah kesehatan serius bagi masyarakat. Dalam menangani masalah kritis pada lingkungan para farmasis dapat melakukan pendekatan atau kolaborasi multidisipliner dengan para ahli lingkungan, biologi, kimia, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengembangkan solusi komprehensif. Pengembangan nanoteknologi, bioteknologi, dan metode prokduksi ramah lingkungan merupakan kunci dalam menciptakan obat-obatan yang minimal mencemari lingkungan sebagai salah satu fokus teknologi hijau dalam pengembangan farmasi lingkungan.

Digitalis dalam praktik farmai turut berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan. Penggunaan resep elektronik dan sistem manajemen invetaris digital telah mengurangi penggunaan kertas secara signifikan. Selain itu, telemedicine dan konsultasi farmasi online membantu mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dari perjalanan pasien ke apotek atau fasilitas kesehatan. Dengan adanya peluang dalam pengembangan obat ramah lingkungan, studi mengenai pengobatan tradisional dari berbagai budaya yang lebih memiliki dampak minimal terhadap lingkungan. Pengetahuan ini dapat diintegrasikan dengan teknologi modern untuk menciptakan solusi farmasi yang lebih hijau.

Pemerintah dan lembaga internasional mulai membuat regulasi yang mengatur dapak lingkungan industri farmasi. Adanya standar ketat diberlakukan untuk memastikan produksi obat-obatan mempertimbangkan aspek ekologis. Tantangan untuk kedepannya adalah menciptakan keseimbangan antara kebutuhan kesehatan manusia dan pelestarian lingkungan. Farmasis memiliki peran strategis dalam mentransformasikan industri farmasi menjadi lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab secara lingkungan. Kesadaran lingkungan bukan hanya sekedar tren, melainkan suatu keharusan dan kesadaran.

Farmasi lingkungan kini dapat menjadi bidang studi yang semakin penting dengan memasukkan aspek-aspek keberlanjutan lingkungan, mempersiapkan generasi farmasis masa depan yang tidak hanya kompeten dalam ilmu farmasi tetapi juga memiliki kesadaran dan komitmen  terhadap pelestarian lingkungan. Hal ini mencerminkan pergeseran paradigma dalam profesi farmasi yang semakin menyadari peran pentingnya dalam menjaga keseimbangan ekosistem global. Farmasi bukan hanya tentang menyembuhkan penyakit, tetapi juga tentang menjaga kesehatan lingkungan kita. Integrasi kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan menjadi filosofi fundamental dalam praktik farmasi modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun