Mohon tunggu...
Audry Hamza
Audry Hamza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi dengan Program Studi Pendidikan Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Pemilu Indonesia: Refleksi dari 2004 Hingga Pemilu Modern

25 Oktober 2024   19:17 Diperbarui: 25 Oktober 2024   19:54 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
infopemilu.kpu.go.id

Pemilihan Umum di Indonesia merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah politik dan demokrasi bangsa. Sejak era reformasi, pemilu telah menjadi mekanisme utama dalam menentukan kepemimpinan negara, baik di tingkat pusat maupun daerah. Perjalanan pemilu di Indonesia dari tahun 2004 hingga sekarang mencerminkan transformasi besar dalam sistem politik, teknologi, dan partisipasi rakyat.

Pemilu  di Indonesia sebenarnya sudah dilaksanakan pada tahun 1955, dan itu merupakan pemilu yang sangat bersejarah karena menjadi pemilu demokratis pertama setelah Indonesia merdeka. Pada pemilu ini, rakyat Indonesia memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Konstituante yang bertugas menyusun undang-undang dasar. Pemilu 1955 sering disebut sebagai pemilu paling demokratis pada era awal Indonesia karena melibatkan partisipasi luas dari rakyat di seluruh pelosok tanah air.

Namun, dalam pembahasan mengenai Perjalanan Pemilu Indonesia dari 2004 hingga Pemilu Modern, fokusnya lebih kepada era pasca-reformasi. Tahun 2004 menjadi titik penting karena pertama kalinya rakyat Indonesia bisa memilih presiden dan wakil presiden secara langsung, sebuah mekanisme yang tidak ada di pemilu sebelumnya, termasuk Pemilu 1955, di mana pemilihan presiden dilakukan oleh MPR. Pergeseran ini memperkuat asas kedaulatan rakyat, di mana rakyat bukan hanya memilih wakil legislatif tetapi juga memiliki hak penuh untuk memilih pemimpin eksekutif negara.

Beberapa alasan mengapa Pemilu 2004 penting bagi pemilu modern adalah:

  1. Pemilu 2004 membuka jalan bagi mekanisme pemilihan langsung, yang pada gilirannya memberikan legitimasi lebih kuat bagi presiden terpilih. Pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat cenderung memiliki mandat yang lebih jelas dan kepercayaan yang lebih besar dari rakyat. Sistem ini menjadi landasan bagi pemilu-pemilu berikutnya, termasuk Pemilu 2009, 2014, dan 2019, di mana rakyat terus memiliki hak untuk secara langsung menentukan siapa yang memimpin mereka.

  2. Meskipun teknologi pemilu di tahun 2004 masih terbatas dibandingkan dengan pemilu masa kini, Pemilu 2004 menjadi titik awal modernisasi dalam pengelolaan pemilu, termasuk sistem penghitungan suara yang lebih cepat dan akurat. Perkembangan ini mempersiapkan landasan bagi pemilu selanjutnya untuk lebih banyak memanfaatkan teknologi, termasuk penggunaan aplikasi digital untuk pelaporan hasil dan sistem pengawasan yang lebih canggih.

  3. Pemilu 2004 juga membawa kesadaran politik yang lebih luas di kalangan rakyat. Dengan diberikannya kesempatan untuk memilih langsung pemimpin mereka, rakyat merasa suara mereka memiliki peran penting dalam menentukan arah bangsa. Ini berlanjut hingga hari ini, di mana partisipasi pemilih dalam pemilu tetap menjadi isu penting, dan berbagai kampanye dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik.

Memasuki era pemilu modern, Indonesia terus berupaya meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemilu. KPU mulai mempertimbangkan penggunaan sistem e-voting dan teknologi blockchain untuk memastikan akurasi hasil pemilu dan mengurangi potensi kecurangan. Pemilu modern juga ditandai oleh meningkatnya keterlibatan masyarakat sipil, di mana pemilih lebih kritis dan melek teknologi.

Partisipasi perempuan dan kaum muda semakin meningkat, dengan berbagai kampanye kesadaran yang mendorong partisipasi mereka dalam proses demokrasi. Selain itu, pengawasan publik terhadap jalannya pemilu semakin ketat, dengan masyarakat yang lebih aktif dalam melaporkan pelanggaran atau kecurangan.

Refleksi dan Tantangan ke Depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun