Foto: finance.detik.com
Kemacetan merupakan polemik atau masalah yang lazim terjadi di Indonesia. Biasanya kemacetan terjadi di kota-kota besar, seperti di Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, kemacetan sering juga terjadi di jalan-jalan utama yang merupakan pertemuan antara beberapa kota atau kabupaten. Kemacetan yang parah terjadi pada saat musim mudik atau lebaran, dimana banyak masyarakat yang merantau ke kota-kota besar berlibur atau istilah lainnya adalah pulang kampung ke daerah masing-masing. Istilah mudik ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang di Pulau Jawa, namun juga terjadi di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.
Dalam mengatasi kemacetan yang sering terjadi di Pulau Jawa, khususnya saat musim mudik, maka pemerintah pun menyusun rencana pembangunan jalan-jalan bebas hambatan (toll road) yang fungsinya dapat mengurangi kemacetan-kemacetan di titik-titik tertentu. Salah satu proyek yang sedang berlangsung adalah Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo. Jalan tol ini merupakan bagian besar dari proyek Jalan Tol Trans Java yang jika terselesaikan nanti akan memiliki panjang ±1000km yang membantu kegiatan transportasi dari Provinsi DKI Jakarta hingga Kabupaten Banyuwangi yang terletak di Provinsi Jawa Timur.
Namun dalam pembiayaan pembangungan Jalan Tol Semarang-Solo, pemerintah sendiri mengalami kekurangan dana yang dapat menghambat keberhasilan dari proyek tersebut. Maka dari itu, pemerintah melakukan Public Private Partnership yaitu dengan melakukan kerja sama dengan pihak swasta (disebut juga KPS).
Pembangunan tol tersebut dilaksanakan antara PT. Trans Marga Jateng (PT. TMJ), yang merupakan anak dari PT. Jasa Marga, dan PT. Sarana Pembangunan Jawa Tengah (PT. SJPT) dengan menggunakan Model Kerjasama BOT (Build, Operate, and Transfer) dengan masa perjanjian selama 24 tahun dari dimulainya proyek ini yaitu pada tahun 2007. Dalam pembangunan ini, pemerintah berperan dalam mengeluarkan dana pembebasan lahan yang akan digunakan sebagai pembangunan infrastruktur jalan tol. Salah satu sumber yang dapat Komposisi kepemilikan saham adalah 40% milik PT. SJPT dan 60% milik PT.TMJ. Ruas tol sepanjang 75,67 km ini memiliki nilai proyek sebesar Rp 6,83 triliun dengan sumber pembiayaan dari perbankan sebesar Rp 4,698 triliun dan sisanya dari self financing. Pembiayaan perbankan berasal dari kredit sindikasi 4 bank yang dipimpin oleh Bank Mandiri sebesar Rp 1,84 triliun bersama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai coorperate arranger sebesar Rp 1,61 triliun, Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp 1,15 triliun, dan Bank Jawa Tengah (Bank Jateng) sebesar Rp 100 miliar. Pekerjaan konstruksi dilaksanakan oleh PT Adhi Karya (persero) Tbk., PT PP (persero), dan Konsorsium PT Nindya Karya (persero) KSO - PT. Jaya Kontruksi. Sedangkan konsultan dari proyek pembangunan ini adalah PT Eskapindo Mata - PT Dessa Cipta Rekayasa (KSO), PT Yodya Karya (persero), dan PT Mitra Pasifik Konsulindo International (KSO) - PT Perentjana Djaja.
Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo dengan nilai investasi kurang dari Rp 7,3 triliun ini diperkirakan selesai pada awal tahun 2017. Sisa waktu dalam perjanjian digunakan sebagai proses pengembalian modal perusahaan. Salah satu sumber dana pengembelian modal diambil dari pembayaran penggunaan jalan tol. Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum telah menetapkan tarif baru untuk pembayaran penggunaan Jalan Tol Seksi I yang sudah selesai dibangun dan mulai beroperasi pada 17 November 2011. Tarif baru ini diharapkan dapat membantu dalam pengembalian modal kepada pihak swasta secara cepat. Berikut merupakan tarif baru yang dikeluarkan oleh Kementerian PU pada tahun 2013.
- http://www.pu.go.id/main/view/9099
- http://finance.detik.com/read/2015/06/29/160422/2955318/4/akhir-2017-semarang-solo-sudah-bisa-pakai-tol
- http://bola.kompas.com/read/2009/12/11/16155074/bni.pimpin.sindikasi.pembiayaan.tol.semarang-solo
- http://swa.co.id/corporate/corporate-action/mandiri-pimpin-sindikasi-pembiayaan-tol-semarang-solo-senilai-rp-47-triliun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H