Mohon tunggu...
Audrey Goenharto
Audrey Goenharto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menjaga Profesionalisme di Era Digital: Etika Dokter Gigi sebagai Influencer

2 Januari 2025   14:50 Diperbarui: 2 Januari 2025   14:37 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Etika Dokter Gigi dalam Membuat Konten Media Sosial

Di era digitalisasi, kehadiran media sosial kehadiran media sosial memberikan ruang bagi berbagai profesi untuk berbagi informasi dan membangun hubungan dengan masyarakat. Salah satu profesi yang kini banyak muncul di media sosial adalah dokter gigi. Tidak hanya berperan di klinik, mereka juga menjadi influencer yang memberikan edukasi kesehatan gigi dan mulut. Namun, peran sebagai influencer ini membawa tanggung jawab besar, terutama terkait dengan etika profesional.

Sementara, dalam menjalankan profesinya, seorang dokter hendaknya mematuhi kode etik dokter maupun fatwa etik baik di lingkungan kerja maupun ketika membuat konten media sosial. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam Pasal 1 angka 11 UU Praktik Kedokteran yang menyatakan profesi kedokteran gigi adalah suatu pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat. Ketika seorang dokter gigi menjadi influencer, mereka tetap harus memastikan bahwa informasi yang mereka sampaikan di media sosial sesuai dengan standar profesi dan tidak menyesatkan.

Tantangan Etika sebagai Influencer

1. Promosi Produk

  • Banyak dokter gigi influencer diminta untuk mempromosikan produk kesehatan gigi, seperti pasta gigi, mouthwash, atau alat ortodonti. Tantangannya adalah memastikan produk yang dipromosikan benar-benar aman dan sesuai dengan prinsip kedokteran. Dokter gigi harus melakukan riset sebelum mempromosikan produk agar tidak menyesatkan masyarakat.

2. Edukasi atau Hiburan?

  • Media sosial sering kali mengutamakan konten yang menarik dan menghibur. Namun, seorang dokter gigi harus memastikan bahwa konten mereka tetap edukatif dan tidak mengurangi nilai ilmiah hanya demi popularitas.

3. Privasi Pasien

  • Jika dokter gigi menggunakan kasus pasien sebagai bahan konten, mereka wajib mendapatkan izin tertulis dari pasien dan menjaga kerahasiaan identitas pasien. Hal ini sesuai dengan prinsip menjaga privasi pasien dalam etika kedokteran.

Prinsip Etis yang Harus Dijaga

1. Kejujuran, informasi yang diberikan harus berdasarkan fakta ilmiah dan pengalaman profesional, bukan sekadar opini pribadi.

2. Profesionalisme, dokter gigi harus tetap menjaga sikap profesional dalam setiap unggahan mereka, termasuk dalam menghadapi komentar atau kritik dari pengikut.

3. Peningkatan Kesadaran Masyarakat, sebagai influencer, tujuan utama dokter gigi haruslah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut, bukan sekadar popularitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun