Hallo saya Audrey Arthamira Dewi mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti jurusan Perhotelan angkatan 2019 dan saya adalah salah satu penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud.
Suku Betawi adalah identitas kelompok masyarakat pada saat zaman Belanda dan merupakan pemberian dari pihak Belanda. Betawi diambil dari kata Jakarta yang yakni pada masa itu dikenal sebagai Batavia. Suku Betawi terbentuk pada abad ke-17 dan merupakan campuran dari suku daerah Bali, China, Arab dan Portugis.
Masyarakat Betawi secara geografis dibagi menjadi dua bagian, yaitu Tengah dan Pinggiran. Masyarakat Betawi Tengah meliputi wilayah Tanjung Priok dan wilayah ini dipengaruhi oleh budaya Melayu, sedangkan dari segi bahasa dalam suku kata terakhir bahasa Indonesia dari a menjadi e. Sementara itu, Masyarakat Betawi Pinggiran sering disebut sebagai Betawi Ora. Masyarakat Betawi Ora mayoritasnya dihuni oleh pendatang dari Pulau Jawa, China, Bogor dll.
Selain sukunya yang memiliki sejarah yang begitu khas, kuliner di Betawi pun memiliki sejarah. Etnis Betawi terbentuk melalui proses akulturasi banyak budaya dan lambat laun badaya ini memiliki jati diri tersendiri. Pengaruh bangsa lain juga terlihat pada ciri khas makanan Betawi yang merupakan pengaruh dari kuliner China, Eropa, Bugis dan Arab.
SEJARAH KULINER KHAS BETAWI
Jenis-jenis makanan Betawi dikelompokkan ke dalam jenis makanan untuk makanan pokok, makanan ringan, dan minuman. Di samping itu pengelompokan jenis makanan juga ditentukan berdasarkan fungsi dan waktu pembuatan, apakah termasuk makanan yang dibuat sehari-hari atau yang hanya dibuat pada waktu tertentu, misalnya pada ritual keagamaan.
Betawi, kota yang menjadi ibukota negara ini memiliki kekayaan masakan/kuliner yang  begitu mengesankan. Terdapat banyak sekali kuliner khas Betawi yang memiliki cita rasa berkelas dan mampu membuat lidah Anda bergoyang. Sebut saja Soto Betawi, Bubur Betawi, hingga yang paling tenar seperti Kerak Telor mampu memberi kesan mendalam bagi para penikmatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H