Mohon tunggu...
Audrey Artemisia
Audrey Artemisia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Belajar,bekerja dan berdoa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Desa Pandansari Atapnya Brebes

15 Maret 2022   18:34 Diperbarui: 15 Maret 2022   18:40 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama ini orang mengenal Brebes sebagai daerah yang panas karena berada di pantai utara atau Pantura Jawa. Hal tersebut tidak salah namun juga belum tentu benar, karena wilayah Brebes juga meliputi daratan dan pegunungan. 

Salah satu daerah dingin yang berada di Brebes yaitu Desa Wisata Pandansari yang banyak orang menyebutnya "Atapnya Brebes". 

Daerah ini berada di kaki Gunung Slamet salah satu gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian antara 850 - 2050 mdpl. Hamparan perkebunan teh dan sayuran serta hutan pinus membuat sejuk sejauh mata memandang dan berhawa sangat sejuk. 

Keindahan alam anugerah Tuhan dipercantik dengan Telaga Renjeng yang dihuni jutaan ikan lele dan ikan emas. Ikan-ikan ini hidup dengan damai karena tidak ada yang berani mengusik dan mengambilnya. Karena ada satu larangan tidak boleh mengambil ikan dari sini. Barang siapa yang melanggarnya makan akan menemukan kematian.

 Sekarang sekitar Telaga Renjeng dibuat rest area untuk istirahat pengunjung dengan menyediakan kedai kopi, pusat kuliner dan wisata jeep. Dari sini dijadikan starting point untuk wisatawan yang mengambil paket Deswita Sari Pandansari. 

Hamparan kebun teh yang berada di kaki Gunung Slamet mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu 18 C - 22 C saat musim hujan dan 4C -8 C saat musim hujan. Perkebunan yang didirikan pada 1 Juni 1895 memproduksi teh yang diperuntukkan untuk ekspor. 

Teh hitam, teh putih, teh hijau dan teh pucuk menjadi idola dipasaran teh dunia. Di perkebunan teh Kaligua selain ada perkebunan teh yang dijadikan wisata agro juga terdapat Gua Jepang, Puncak Sakun, Tuk Bening dan seni Ronggeng serta gamelan anak. 

Sebagai wilayah pegunungan mata pencaharian masyarakat hidup sebagai petani sayuran. Berbagai jenis sayuran ditanam seperti Kentang, Wortel, Kubis, Tomat, Lagu Siam, Selada dan Brokoli. 

Hasil panen sayuran bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal saja tetapi juga kabupaten disekitarnya bahkan sampai Jabar dan Jabodetabek

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun