"Bikin deg-degkan saja!" Tangan Henny mendekap dadanya, seperti menekan kegelisahan yang tadi membludak.Â
Menunggu adalah kegiatan yang paling Henny tidak suka. Dia orangnya sigap, maunya sat ... set ... semua beres. Kepribadian Henny yang tegas dan tidak berlama-lama memang sudah diketahui keluarganya. Jadi kalau bicara, mereka akan langsung pada persoalannya.
Hari ini dia merasa kena batunya. Perasaannya seperti sedang menaiki roller coaster saja, naik turun dan seperti dihempaskan. Semua gara-gara menunggu keputusan dari suatu perusahaan. Developer perusahaan yang terkenal di Jawa Barat.
Anak Henny yang besar diharuskan magang oleh kampusnya, dari perbincangan di ruang keluarga diambil keputusan bahwa Dito anak Henny harus mencoba magang di perusahaan cukup besar. Dia teringat dengan saudara yang mempunyai jabatan cukup mentereng di perusahaan multinasional.Â
Dengan relasi yang banyak, saudaranya tentu dengan mudah bisa menghubungi orang-orang yang dia kenal. Salah satunya bos perusahaan developer itu.
"Benarkan kata mama," ucap Henny ke Dito ketika akhirnya dia dapat kabar kalau saudaranya bisa memberikan katebelece ke Bos perusahaan developer.Â
Tenang saja Om Imran sudah menerangkan di katebelece itu, kalau keponakannya mau magang di perusahaan developer punya temannya.
Asyik juga ya, Ma! seru Dito. Dia sudah membayangkan apa yang akan terjadi, ketika dia akan mulai magang di sana.
***
Katebelece atau dengan bahasa lain memo memang surat sakti yang biasa dipakai ketika memerlukan pekerjaan.