"Kenapa mukamu merah?"
Pertanyaan yang tiba-tiba seperti menyiramkan minyak ke api unggun yang sedang menyala. Panas rasanya.
Rasa malu menjalar terasa sampai di leher Elma yang jenjang. Tertunduk malu. Ketahuan deh! Tatapan penuh cinta yang ditampilkan di wajah cantiknya. Seperti "pencuri" yang tertangkap basah.
Cowok yang duduk di depannya. Cowok idola di kampusnya. Pujaan cewek-cewek "DKV" atau dekave istilah kerennya dari Design Komunikasi Visual.Â
Hari ini bertemu untuk pertama kali, sejak tanpa sengaja berbicara melalui telepon genggam. Hanya karena salah memasukan angka terahir nomer telepon Elma bisa berkenalan dengan Tom. Tom anak seni rupa di kampus yang sama dengan Elma.
Mengapa aku seperti ini. Biasanya juga lancar kalau ngobrol. Kok sekarang lidahku kelu seperti tertahan, batin Elma.
Sambil memperhatikan sekeliling, Tom mencoba untuk berbicara lebih keras, karena suara berisik yang ada di sekitar mereka. Sepertinya salah memilih tempat untuk bertemu. Cafetaria yang dibicarakan teman-temannya sebagai tempat pertemuan cinta ternyata sedang ramai karena ada event yang sedang dilakukan oleh pemilik cafe.
Baca juga : Saiki Mangan Opo
Mendekatkan dirinya ke cewek cantik di depannya. Ternyata bayangannya selama ini tepat. Cewek yang sering diajaknya berbicara melalui telepon genggam sesuai dengan tebakkannya. Tom bisa tahu dari gaya bicara Elma di telepon genggam. Suara yang manja dan merdu.
Hari ini Tom ingin mengetahui lebih banyak tentang cewek cantik ini.