Mohon tunggu...
Jeanne Mejia
Jeanne Mejia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Freelance Content Writer

Penulis freelance content writer yang tertarik dengan topik - topik seputar startup, digital marketing, digital campaign, dan bisnis

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pentingnya Membangun Relasi Positif Antara Karyawan dengan Atasan

9 April 2020   17:45 Diperbarui: 6 Mei 2020   18:40 1824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pentingnya membangun relasi yang positif antara karyawan di semua level sangt penting untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Terlepas dari apapun jabatannya, karyawan perusahaan dipekerjakan dan digaji untuk bersama - sama membangun bisnis agar lebih besar, lebih baik, dan sukses dalam jangka panjang. Agar tidak ada ketimpangan sosial atau kesalahan dalam berkomunikasi, setiap perusahaan perlu menaruh perhatian kepada hubungan antar karyawannya.

Hubungan tim yang baik akan menghasilkan sesuatu yang produktif bahkan lebih baik, sebaliknya hubungan tim yang buruk akan menghasilkan pekerjaan yang tidak produktif bahkan lebih buruk. Itu sudah menjadi hukum alam dalam interaksi sosial antara manusia, termasuk dalam ranah professional. 

Maka dari itu, jika suatu perusahaan ingin mencapai target - targetnya, dari jabatan eksekutif sampai karyawan level yang paling bawah harus memiliki hubungan yang sehat dan menjalin komunikasi yang baik. Saat ini, perusahaan terbagi menjadi dua golongan yakni perusahaan korporasi besar dan perusahaan rintisan atau lebih familiar dengan sebutan startup. Keduanya sama - sama badan usaha yang menjalankan suatu bisnis, namun dari segi kultur dan lingkungan memiliki perbedaan besar bagaimana membangun relasi positif antara karyawan dengan atasan.

Perusahaan korporasi besar sebagian besar adalah perusahaan yang sudah berdiri dalam waktu yang sangat lama paling tidak lebih dari 10 tahun. Para pendiri perusahaan dan pejabat eksekutifnya, kebanyakan adalah generasi baby boomers dan gen x, yang masih berpegang teguh pada nilai - nilai dan budaya kerja lama. Mereka memahami bahwa pentingnya membangun relasi antar karyawan adalah tentang menghormati hierarki organisasi yang sudah tertanam dari dulu.

Misalnya, tidak semua orang bisa menemui pejabat eksekutif sembarangan meskipun orang dalam perusahaan, harus melewati berbagai proses untuk membuat janji sebelum akhirnya bisa bertemu. Karyawan junior harus menghormati atasannya, tidak boleh berbicara dengan nada tinggi, memakai bahasa yang sopan, dan harus menaati sopan-santun antara senior dengan junior. Budaya kerja dan komunikasi seperti ini tujuannya agar staff junior menghargai dan menghormati staff senior, atasan, dan eksekutif yang sudah lebih berpengalaman dan telah berkontribusi banyak pada perusahaan sehingga harapannya staff junior dapat belajar banyak dari staff senior.

Berbeda sekali dengan startup yang banyak didirikan oleh generasi muda dari millennial dan gen z, yang sudah mengadopsi nilai - nilai baru yang mereka pelajari dengan mudah lewat internet. Banyak dari mereka yang membaca buku - buku inspiratif dan self-development, menonton presentasi dari orang - orang sukses seperti Bill Gates dan Jack Ma, belajar dari mendengarkan podcast, dan hadir dalam acara - acara besar startup baik di Indonesia maupun di luar negeri. 

Secara tidak langsung, penggiat startup belajar bahwa pentingnya membangun relasi yang baik antar tim dengan tidak membatasi diri antara atasan dan karyawan, akan menghasilkan lingkungan kerja yang asyik, seru, dan produktif. Selain itu, bagi startup bertumbuh bersama menjadi hal yang utama, tidak peduli mau atasan maupun bawahan, semua orang menjadi bagian dari perusahaan harus berkolaborasi bersama agar menuju pada kesuksesan.

Contoh lingkungan startup yang menanamkan relasi yang baik antar karyawannya adalah Halo Jasa. Karyawan di Halo Jasa dapat membangun relasi yang baik dengan semua karyawannya karena mereka mau bekerja selaras dan mengesampingkan ego untuk menjunjung tinggi semangat kolaborasi. Di samping itu, kerap kali karyawan Halo Jasa janjian dalam memesan layanan jasa massage setelah jam kerja, sehingga bersama - sama merelaksasi diri setelah bekerja seharian. Cara ini tidak hanya menguatkan relasi antar sesama karyawan, tapi juga dengan vendor Halo Jasa.

Korporasi besar dan startup keduanya sama - sama paham betapa pentingnya membangun relasi yang baik antar atasan dan karyawan. Pada akhirnya, hubungan manusia semuanya tentang berkomunikasi. Bagaimana kedewasaan masing - masing karyawan untuk menekan ego demi kesuksesan bersama, ditentukan dari cara komunikasi antar semua orang yang jadi bagian dalam perusahaan tidak peduli pejabat eksekutif, atasan, maupun staff junior. Memiliki lingkungan sehat yang baik dalam perusahaan akan mempengaruhi kesehatan mental setiap karyawan. Mental yang sehat serta pola pikir yang positif dalam bekerja, akan menghasilkan pekerjaan yang produktif bahkan melebihi ekspektasi.

Referensi: Halo Jasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun