Mohon tunggu...
Jeanne Mejia
Jeanne Mejia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Freelance Content Writer

Penulis freelance content writer yang tertarik dengan topik - topik seputar startup, digital marketing, digital campaign, dan bisnis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tantangan Digital Ekonomi Indonesia

27 Maret 2020   20:29 Diperbarui: 5 Mei 2020   12:39 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Revolusi industri 4.0 mendorong Indonesia untuk menghadapi tantangan ekonomi digital yang ketat seiring semakin berkembangnya teknologi dan informasi. Dengan semakin meningkatnya jumlah startup digital seperti financial technology (fintech), e-commerce, dan bisnis on demand, kontribusi ekonomi digital terhadap pembangunan negara semakin terlihat sekaligus memberikan tantangan digital ekonomi bagi pemerintah dan masyarakat.

Terlihat, perilaku konsumen banyak yang berubah dari konvensional menjadi serba digital. Seperti layanan pemesanan jasa cleaning service, jika dulu sulit mencari pembantu rumah tangga, kini hanya dengan tap - tap di aplikasi smartphone maka sudah ada cleaning service yang datang ke rumah. Bahkan di saat pandemi covid-19 seperti sekarang, banyak perguruan tinggi sudah menerapkan kuliah online dan berbagai organisasi mengadakan seminar berbasis website atau webinar.

Dengan semakin berkembangnya digitalisasi menciptakan suatu tatanan baru dalam perkembangan ekonomi sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi. Manfaat dari ekonomi digital sudah bisa dirasakan oleh negara melalui pendapatan per kapita dan terbukanya lapangan kerja baru namun disaat yang bersamaan, tidak semua masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke merasakan dampak positifnya. Inilah yang menjadi masalah yang harus dihadapi bersama baik dari pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.

Berikut lima tantangan ekonomi digital yang akan dihadapi Indonesia dalam satu dekade ini:

1. Cyber Security

Dengan tingginya penggunaan teknologi dalam bertransaksi dan interaksi, tentu perlu cyber security yang kuat untuk mengamankan data. Jika tidak ada standar yang kuat untuk cyber security, maka sangat beresiko terjadi kejahatan cyber yang dilakukan oleh pihak - pihak yang tidak bertanggung jawab seperti penyebaran virus komputer, pencurian data pribadi, ransomware seperti yang terjadi bank sentral Bangladesh dan Malaysia, dan peretasan.

2. Sumber Daya Manusia Belum Siap

Meskipun penggunaan teknologi sudah banyak dipakai baik oleh para penggiat startup dari kalangan generasi millennial dan z, lembaga - lembaga pemerintah, maupun pengusaha UMKM, namun tetap saja butuh edukasi dan sistem pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman agar seluruh lapisan masyarakat bisa menggunakan teknologi dengan cerdas. Dengan adanya teknologi, banyak sektor yang terkena disrupsi terutama pekerjaan yang harus shifting dari cara konvensional ke cara yang lebih cepat dengan teknologi.

3. Regulasi yang Belum Mendukung

Regulasi berupa undang - undang menjadi hal yang sangat penting untuk melindungi hak - hak konsumen dan pelaku usaha digital. Memang sudah ada undang - undang ITE tahun 2008, namun masih banyak penyimpangan - penyimpangan seperti penipuan dalam transaksi online, peretasan, dan penyalahgunaan data yang masih belum jelas dasar hukumnya. Pemerintah dan pelaku usaha eknomi digital perlu merundingkan regulasi seperti apa yang sesuai dengan perkembangan zaman agar tidak menghambat pertumbuhan ekonomi digital.

4. Persaingan Semakin Ketat

Indonesia sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asia atau MEA, dimana tenaga kerja dari wilayah Asia kini bisa menjadi pekerja di Indonesia. Jika tenaga kerja Indonesia saat ini masih belum cakap dalam menggunakan teknologi maka akan sulit bersaing dengan tenaga kerja dari negara Asia lainnya. Di samping itu, dengan berkembangnya e-commerce, memudahkan barang - barang impor yang lebih murah untuk diperjual belikan di Indonesia sehingga bisa menghambat perkembangan produk - produk UMKM.

5. Infrastruktur yang Kurang Merata

Untuk menguatkan ekonomi digital di berbagai sektor usaha, perlu infrastruktur yang baik agar setiap orang dari Sabang sampai Merauke mendapatkan akses internet. Namun kenyataanya, wilayah 3T (terluar, tertinggal, terdepan), Kalimantan, Sulawesi, dan Papua masih belum mendapatkan akses internet yang layak. Bahkan di kota besar, hanya beberapa provider yang memiliki sinyal bagus sehingga ini bisa menghambat pertumbuhan ekonomi digital.

Itulah lima tantangan ekonomi digital yang akan dihadapi oleh seluruh elemen masyarakat dunia baik pemerintah, pengusaha, maupun para pekerja. Pemerintah dan pengusaha tidak boleh lengah dengan kenyamanan akan pencapaian, terus berinovasi dan menggali lebih dalam beragam potensi agar terus bisa relevan dan bersaing. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun