Mohon tunggu...
Audi Niswa Yusfiya
Audi Niswa Yusfiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret Surakarta

Untungnya ku tak pilih menyerah

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Gen Z dan AI: Akankah Selamanya Bergantung pada Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)?

10 Desember 2024   15:18 Diperbarui: 10 Desember 2024   14:08 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Kecerdasan buatan atau lebih dikenal Artificial Intelligence telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat hampir di seluruh dunia, terutama bagi generasi Z yang dikenal sebagai generasi yang lahir dan tumbuh di era digital. Bagaimana tidak, hadirnya AI yang semakin canggih mulai dari asisten virtual seperti Siri, Alexa, algoritma media sosial dan teknologi telah menjamah hampir seluruh aspek kehidupan sehari-hari. Hal tersebut terjadi bukan tanpa alasan, sebab AI dapat menjawab dan membuktikan nilai kemudahan dan efisiensi dalam keseharian manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk kecerdasan buatan ini tentunya tidak lepas dari perjalanan hidup manusia. Rasa ingin tahu yang besar adalah pendorong utama di balik eksplorasi dan penemuan baru. Manusia secara alami berusaha untuk memahami dunia di sekitarnya kemudian memunculkan pertanyaan yang memicu pencarian melalui jawaban ilmiah. Proses ilmiah menekankan pentingnya observasi, pengumpulan data, dan eksperimen. Melalui penelitian ilmiah yang ketat, penemuan baru dapat diuji dan divalidasi, leading to advancement di dalam berbagai bidang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga didorong oleh kebutuhan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi manusia. 

Namun, muncul sebuah pertanyaan besar ditengah pesatnya kemajuan teknologi AI di zaman ini, yaitu "Akankah selamanya kita bergantung pada AI?".

Bagi gen Z, AI bukan hanya sebagai alat, tetapi juga "teman digital" yang dapat menjadi peran sebagaimana teman pada konteks kehidupan nyata. AI dapat menjadi pendengar yang baik, tempat untuk bercerita, konsultasi, diskusi hingga menyelesaikan berbagai macam tugas atau pekerjaan manusia. Pengembangan AI dilengkapi dengan fitur yang semirip mungkin dengan manusia baik dari segi respon, pengolahan kata, hingga visualisasi yang dapat memberikan gambaran secara jelas sesuai dengan kebutuhan manusia. 

Sebagai generasi yang dikenal multitasking, Gen Z memanfaatkan AI untuk mengelola waktu agar lebih efisien. Dengan kemampuan ini, mereka dapat fokus pada kegiatan yang lebih kreatif dan strategis. Dengan kecanggihan AI ini pula, kita dapat melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu dengan hasil yang cukup memuaskan. Keuntungan-keuntungan semacam inilah yang menjadikan manusia lebih memilih untuk menggunakan AI daripada jenis teknologi yang lain. Menurut laporan Statista 2023, sekitar 95% dari generasi Z memiliki akses ke internet dan lebih dari 80% merupakan pengguna smartphone yang mendukung penggunaan berbagai aplikasi berbasis AI. Generasi Z cenderung menggunakan platform media sosial yang didorong oleh teknologi AI. Misalnya, aplikasi seperti Instagram, TikTok, dan YouTube memanfaatkan algoritma AI untuk merekomendasikan konten hiburan dan informasi. Hal ini menunjukkan tingkat interaksi yang cukup tinggi terhadap akses teknologi berbasis AI. 

Namun demikian, meski AI menawarkan banyak manfaat dan keuntungan, ketergantungan yang berlebihan dapat membawa risiko. Salah satu kekhawatirannya adalah berkurangnya kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan secara independen. Jika segala sesuatu dapat diselesaikan oleh AI, apakah kita masih terlatih untuk menghadapi tantangan tanpa bantuan teknologi? Tanpa kesadaran dan pengelolaan yang bijaksana, ketergantungan pada AI dapat menimbulkan konsekuensi serius yang berdampak pada kehidupan pribadi dan sosial, hingga tatanan masyarakat secara luas. 

Daripada melihat AI sebagai ancaman, akan lebih positif jika kita memandangnya sebagai alat yang mendukung pengembangan kualitas hidup dan manusia. Generasi Z memiliki peluang besar untuk menguasai teknologi ini, bukan hanya sebagai pengguna, tetapi juga sebagai creator dan developer. Dengan memahami cara kerja AI, gen Z dapat mengarahkan pengembangan dan penggunaan teknologi ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih baik seperti meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan. 

Kita sebagai generasi Z tidak akan pernah benar-benar terlepas dari AI , tetapi bukan berarti kita harus menjadi sepenuhnya bergantung apalagi kecanduan. Dengan pendekatan yang bijaksana, generasi Z akan dapat memanfaatkan AI sebagai alat untuk memperkuat potensi manusia, bukan justru menggantikannya. Masa depan kelak akan ditentukan oleh sejauh mana kita dapat mengintegrasikan teknologi ini tanpa kehilangan nilai-nilai kemanusiaan. Berikut beberapa tips untuk mengelola ketergantungan terhadap AI yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

  • Pahami dan Lindungi Privasi, luangkan waktu untuk mengatur preferensi dan pengaturan privasi aplikasi yang digunakan untuk memastikan data privasi digunakan dengan tepat.
  • Kritisi Sumber Informasi, selalu cek kebenaran informasi terutama jika datang dari sumber yang tidak dikenal. Kritisi pula bahwa bisa saja informasi tersebut melibatkan AI untuk memanipulasi konten yang disajikan sehingga kebenarannya perlu divalidasi. 
  • Tetapkan Batasan Waktu Penggunaan Teknologi, mengatur waktu yang cukup untuk menggunakan teknologi sesuai dengan kebutuhan kita. Kita bisa mengalihkan waktu scroll sosial media dengan kegiatan lain seperti olahraga, membaca buku, berkumpul dengan teman, dan lain sebagainya. 
  • Fokus pada Pengembangan Keterampilan, kita bisa mengembangkan diri untuk meningkatkan kualitas kemampuan di bidang yang tidak bisa dengan mudah dilakukan oleh AI seperti keterampilan interpersonal, kepemimpinan, dan kreativitas. Kita juga bisa mengikuti kursus atau belajar lebih dalam mengenai penggunaan AI untuk mendukung potensi dan pekerjaan, bukan sebagai penggantinya. 
  • Prioritaskan Kesehatan Mental, luangkan waktu untuk merenungkan bagaimana pengaruh teknologi terhadap kehidupan kita sejauh ini. Apabila justru merasa tertekan atau sering timbul kecemasan dan masalah, kita bisa membicarakan hal tersebut kepada orang terdekat atau menghapus aplikasi yang sekiranya menjadi sumber kesehatan mental kita terganggu. 
  • Promosikan Interaksi Sosial yang Sehat dengan mengusahakan untuk melakukan pertemuan secara langsung atau offline dengan rekan kerja, organisasi, dan keluarga alih-alih secara online terus menerus. Ini akan membantu membuka wawasan dan keterampilan interaksi dengan orang lain dengan lebih baik. 
  • Bersikap Proaktif terhadap Perubahan, mempersiapkan diri untuk tanggap terhadap berbagai perubahan dalam dunia pendidikan, kerja ataupun sosial yang didorong oleh berkembangnya teknologi. Bangun jaringan profesional dan komunitas yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan penggunaan teknologi serta pengaplikasiannya dalam kehidupan. 
  • Selalu Mengingat bahwa Tidak Ada yang Sempurna, teknologi adalah alat yang dapat membantu namun bukan berarti ia adalah solusi untuk semua masalah. Gunakanlah secara bijak dan tetap mengutamakan nilai-nilai empati manusia. 

AI adalah alat yang luar biasa, tetapi masa depan yang ideal adalah ketika manusia dan teknologi mesin dapat bekerja berdampingan untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Generasi Z sebagai pelopor generasi digital, memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan teknologi ini digunakan secara bijak dan berkelanjutan. Dengan sumber daya dan kemampuan serta pengetahuan yang kita miliki, besar peluang kita untuk menciptakan dan mendorong inovasi, membangun kolaborasi dan koneksi yang lebih luas dan mendalam untuk masa depan yang lebih cerah bagi diri kita sendiri, lingkungan sekitar dan bangsa Indonesia tercinta. Dengan demikian, kita akan bisa menjawab tantangan zaman dengan menjadi bagian dari agent of positive change dimulai dari hari ini, hingga kelak lahir generasi-generasi gemilang untuk dunia yang lebih baik dan sejahtera. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun