Seperti kata pepatah, “Alon-alon asal kelakon,” keuletan Ifan yang tidak mengkhianati hasil, membuat dirinya berhasil melunasi hutang-hutangnya. Bahkan, ia sekarang bisa meminjamkan uang ke teman atau tetangganya yang sedang kesulitan ekonomi. Tidak sampai di sana saja, Ifan juga memiliki pencapaian yang ia dapat dari usahanya tersebut. Ia bisa membeli sebuah motor untuk transportasinya sehari-hari dan mobil jenis pick-up yang ia butuhkan untuk distribusi pasokan telurnya. “Iya mba, Alhamdulillah bisa beli motor sama mobil pick-up itu kan, buat ngambil atau nganterin telor gitu. Terpenuhi lah minimal keseharian itu,” ujarnya.
Sebelum terpenuhinya kebutuhan sekunder dan tersiernya manusia, terlebih dahulu memenuhi kebutuhan primer manusianya, yaitu sandang (pakaian), pangan (makan), dan papan (tempat tinggal). Walaupun Ifan sudah mempunyai tempat tinggal dengan mengontrak di ruko, ia juga mempunyai keinginan untuk mempunyai rumah sendiri tanpa bayar kontraknya lagi. Melalui tabungan yang ia kumpulkan bertahun-tahun, Ifan berproses mewujudkan impiannya tersebut. Pembangunan rumah itupun sedang berjalan di kampung halamannya, Tegal, Jawa Tengah. Saat ini sedang membangun pondasi rumahnya yang berkisar Rp 100 juta. Ia lebih memilih membangun rumah di daerah untuk bisa ditinggalli oleh orang tuanya dan berencana di beberapa tahun ke depan untuk kembali ke tanah kelahirannya tersebut.
Harapan yang selalu ia panjatkan dalam doa saat beribadah maupun tidak tetap sama. “Ya, harapannya ya usahanya makin maju, makin sukses, usahanya juga makin besar, makin berkembang, biar bisa besarin anak-anak. Yang penting ga pernah kekurangan lah, mba. Utang sana-sini juga capek kalau balik lagi pas jaman waktu itu. Pokoknya berkecukupan sama sukses selalu,” demikian kata doa sekaligus penyemangatnya. (A/S)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H