[caption caption="sumber: jakarta.bisnis.com"][/caption]
Perempuan itu bernama Pagi. Dia sedang jatuh cinta.Â
Di mata pagi, lelaki itu hanyalah Malam. Malam memiliki pesona yang tak pernah dilihat Pagi pada lelaki lain. Malam menjelma dari biasa menjadi istimewa. Malam telah menguasai pikiran Pagi berhari-hari ini.Â
Setiap pagi datang, Pagi ingin menjadikan Malam sebagai orang pertama yang ia sapa. Pun ketika malam, Pagi ingin Malam sebagai orang terakhir yang berbicara dengannya sebelum ia terlelap. Karena Malam, Pagi mengutarakan rasa rindunya. Dia selalu memanggil sang merpati untuk mengirimkan pesan kepada Malam. Merpati itu selalu datang cepat membawa balasan. Pagi menjadi begitu ceria. Dia menjadikan Malam sebagai alasan di balik setiap rasa bahagia yang dia rasa.Â
Di balik rasa cinta Pagi, terdapat perjuangan hebat sang Malam. Dia adalah seorang lelaki yang malu membicarakan cinta. Malam jatuh cinta pada Pagi. Namun, dia menyimpan rasanya rapat-rapat. Akan tetapi, rahasia itu perlahan mulai terkuak. Malam tak dapat menahan rindu. Dia selalu berusaha berada di sana, di manapun Pagi berada. Pagi tak menghiraukan pada awalnya. Lama kelamaan Pagi terbiasa dengan kehadiran Malam. Jika Malam tak ada, Pagi akan kehilangan.Â
Dan begitulah Pagi jatuh cinta. Karena Malam yang membuatnya jatuh cinta.
***
Kemudian Pagi sadar bahwa apa yang telah disebutkan di paragraf sebelumnya tidak nyata.
Malam hanya lelaki yang KEBETULAN di sana, bukan disengajakan karena rasa. Malam bukanlah orang yang sedang menyimpan rasa kepadanya. Malam hanyalah teman biasa, yang bahkan tidak dapat disebut teman. Malam membuatnya jatuh cinta karena kebetulan. Tetapi, Pagi tidak ingin percaya pada kenyataan. Pagi bilang, Malam jatuh cinta padanya terlebih dahulu. Malam yang jatuh cinta lebih dulu!Â
Dan begitulah Pagi jatuh cinta. Jatuh cinta pada ilusinya mengenai Malam yang jatuh cinta.
***