Dari beberapa artikel yang saya baca, Edison, Gates, dan Zuckerberg memiliki kesamaan, yakni passion. Mereka tahu apa yang ingin mereka kejar dan mereka lebih fokus untuk mengembangkannya. Dalam mewujudkan kesuksesannya, tidak mungkin jika mereka tidak memiliki pengetahuan. Mereka juga pasti belajar. Bukan dalam bentuk study, tetapi learn.
Education gone wrong, mungkin itu yang bisa saya simpulkan. Orang mengartikan pendidikan dan edukasi sebagai formalitas belaka, bukan sebagai tempat untuk menggali pengetahuan sebanyak-banyaknya. Kata "belajar" pun negatif. Banyak yang tidak suka belajar. Hal ini karena "belajar" hanya diartikan sebagai study.
Kembali pada judul tulisan ini: studying is bored, learning is fun! Kedua kata itu sama-sama merujuk pada kata "belajar", namun learn lebih menyenangkan dan lebih melekat pada otak ketimbang study.
Hal-hal yang saya garisbawahi ketika melakukan learn:
- Saya tidak memiliki jadwal khusus dalam melakukannya. Misalnya, hari ini saya belajar bahasa Korea. Besoknya mungkin saya akan belajar bahasa Mandarin. Minggu depan belum tentu saya mempelajari kedua bahasa itu.
- Saya tidak membandingkan kemampuan saya dengan orang lain. Saya hanya melihat progres yang saya lakukan. Misalnya, hari ini saya mampu menghafal lima kosakata baru bahasa Korea. Besok saya bisa menambah lima kosakata lagi. Dan jika saya bisa membuat satu kalimat panjang dalam bahasa Korea, saya sudah menganggap diri saya mengalami kemajuan.
- Saya tidak memberi skor atau nilai pada apa yang saya lakukan. Berbeda dengan pendidikan formal yang banyak mengukur hasil kerja seorang siswa dengan nilai.
- Saya mendapatkan pengetahuan dari berbagai sumber, bukan hanya buku saja.
- Saya tidak terikat aturan khusus dan mengekang dalam melakukannya.
- Jika harus ada guru, saya tidak selalu mencari yang lebih tua atau memiliki sertifikasi khusus. Teman sebaya dan adik kelas pun dapat mengajarkan saya.
- Dan yang terpenting: saya menyukai apa yang saya pelajari dan bisa belajar sesuka saya!
Saya yakin, semua orang senang belajar. Namun belajar dalam konteks yang berbeda, yakni learn. Selama ini, learn hanya dijadikan penunjang saja dan dikategorikan sebagai pendidikan informal.
Jadi, apakah jadinya jika value of learning dapat diterapkan dalam pendidikan formal? Mungkin Anda memiliki bayangannya.
Pondok Betung, 6 Agustus 2015
Artikel ini saya tulis karena saya sedang bosan belajar. Maksud saya, study.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI