Tulisan saya kali ini mungkin kejadian yang dialami oleh kebanyakan orang. Mengapa? Karena orang – orang tersebut memiliki suatu pemikiran dan perasaan yang berbeda dengan orang lain. Bahkan orang lain pun langsung mengatakan bahwa hidupnya terlalu “suka – suka”.
Banyak orang terlanjur memvonis bahwa saya memiliki kepribadian yang aneh. Aneh disini maksudnya adalah menyukai sesuatu yang dapat memberikan dampak negatif bagi diri saya pribadi. Mereka menilai bahwa saya adalah pribadi yang urakan, slengek-an, semau gue, atau apapun sebutan lainnya. Mereka juga mengatakan bahwa saya tidak mau mendengar omongan atau pun nasehat orang lain.
Apapun yang orang katakan kepada saya, saya tidak akan mempercayai nya sebelum saya buktikan dengan mata kepala saya sendiri. Contoh lainnya yaitu saya pernah comma akibat kecelakaan motor. Teman – teman saya mengatakan jika sembuh nanti maka jangan mengendarai motor lagi. Nasehat mereka pun tidak saya indahkan. 2 bulan setelah comma saya pun kembali bermain bersama motor lagi, dan mereka Cuma mengatakan “ bandel nya anak ini, dikiranya nyawa nya ada banyak”, dengan bercanda saya menjawab “tenang saja, nyawa saya ada 9”.
Dan 6 bulan kemudian saya pun kembali mengalami kecelakaan dan diharuskan memakai pen. Ini pun tak menyurutkan niat saya untuk kembali bermotor ria. Bahkan seminggu yang lalu saya mengendarai motor untuk menelusuri jalan menuju Berastagi. Tujuan saya hanya ingin menguji adrenalin. Tetap mereka memarahi saya bahkan mengatakan “sarap kau memang, heran aku liat kau”, Bagi saya hidup atau matinya seseorang itu hanya Tuhan YME yang tahu.
Sayapun mencari tahu tentang diri saya dan dari salah seorang kompasioner saya mengetahui bahwa yang saya alami ini adalah gangguan kepribadian yang dikenal dengan nama Borderline Personality Disorder. Dan pertanyaan saya, Apakah ini suatu penyakit ? Ternyata ini bukan penyakit melainkan secara garis besar memiliki ciri dengan adanya bentuk tidak stabilnya keadaan jiwa, konsep diri dan juga perilaku.
[caption id="attachment_140804" align="aligncenter" width="451" caption="http://www.shadesofgreybpd.com/products-page/awareness-categories/bpd-euro-oval-sticker-borderline-personality-disorder/"][/caption]
Sejauh pengamatan saya sendiri, Borderline Personality Disorder ini tidak merugikan orang lain, karena fungsi orang lain disini hanya sebagai penasehat. Yang justru dirugikan adalah sang pribadi tersebut. Seperti pada contoh kasus diri saya, saya comma dan syaraf saya terganggu serta pen juga harus terpasang. Ditambah lagi dengan pemakaian infus di rumah sakit. Dilanjutkan dengan pemberian obat – obatan sampai saya pulih. Dan hasilnya adalah tubuh saya yang membesar. Belum lagisaya harus menjalani operasi kembali sekitar akhir tahun ini. Dari situ terlihat jelas bahwa dampak negatif nya terjadi langsung di diri saya.
[caption id="attachment_140805" align="aligncenter" width="300" caption="http://www.mentalhelp.net/poc/view_index.php?idx=119&d=1&w=11&e=30079"][/caption]
Memang dibutuhkan berbagai macam pencegahan atau paling tidak pengurangan sikap dalam Borderline Personality Disorder ini. Pengurangan ini maksudnya adalah dapat lebih peka terhadap diri sendiri dan efek negatif yang ditimbukan, dan dapat lebih mencintai diri, serta lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta agar terhindar dari kejadian buruk lainnya.
Satu parnyataan yang dapat menguatkan diri sendiri yaitu jangan pernah menyesali apapun yang pernah dialami dan tetap berusaha untuk menjadi pribadi lebih baik di masa depan.
Sumber : http://www.odllirama.com/2010/11/gangguan-kepribadian-ambang-borderline.html
Salam Kompasiana
Auda Zaschkya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI