Selama Negara Indonesia masih ada, maka Pendidikan Kewarganegaraan atau disingkat PKn adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. PKn merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat interdisipliner, yang artinya materi keilmuan Kewarganegaraan dijabarkan dari beberapa disiplin ilmu antara lain ilmu politik, ilmu negara, ilmu tata negara, ilmu hukum, sejarah, ekonomi, moral, dan ilmu filsafat. Sesungguhnya PKn adalah mata pelajaran yang penting untuk dipelajari. Pkn sarat dengan nilai-nilai moral yang penting untuk ditanamkan dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Tak ada satupun aktivitas kehidupan manusia yang lepas dari aturan nilai dan moral. Adapun nilai-nilai moral yang ingin ditanamkan dalam mata pelajaran PKn adalah nilai-nilai moral yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Nilai-nilai moral tersebut adalah penting ditanamkan untuk menjadi pedoman berpikir, bersikap dan bertingkah laku.
Akan tetapi minat peserta didik terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini terlihat kurang diminati bahkan ada yang menggap sepele mata pelajaran ini. Sepengalaman saya, mata pelajaran PKn ini sangatlah membosankan dengan cakupan bahasan yang terlalu serius ditambah lagi dengan rata-rata guru PKn ini galak, jadi sedikit sungkan untuk mengikuti mata pelajaran ini dengan baik di kelas. Peserta didik itu bermacam-macam sifatnya di dalam hal  menerima materi pembelajaran, ada yang harus memakai cara keras dan ada pula yang harus memakai cara halus. Saya sendiri termasuk ke dalam cara halus, apabila guru atau pendidik tersebut terbilang killer atau galak biasanya saya sungkan untuk belajar atau memahami pelajaran tersebut.
Seorang pendidik adalah pemimpin di dalam kelasnya. Pemimpin para peserta didik nya pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Seorang pendidik pun harus bisa menguasai dan mengendalikan kelas. Pendidik harus tahu bagaimana cara membuat proses belajar mengajar tidak menjenuhkan dan selalu menyenangkan untuk para peserta didik nya, sehingga dibutuhkan strategi-strategi yang tepat dalam prosesnya. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang sangat memerlukan keterampilan profesional, hal ini menuntut adanya peningkatan profesionalisme dari pihak pendidik.
Agar peserta didik tertarik untuk belajar, perlu lah membuat proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi yang menyenangkan. Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasisan isi pembelajaran, penyampaian pembelajaran , dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Dapat disimpulkan strategi pembelajaran merupakaan strategi pengorganisasian pembelajaran dengan cara meningkatakan daya tarik pembelajaran melalui bahan ajar yang disajikan ,media pengajaran yang digunakan, mengelola jadwal dan pengalokasian pengajaran yang di organisasikan. Strategi itu dapat diciptakan melalui :
1. Menciptakan lingkungan kelas yang dapat memengaruhi kemampuan  siswa untuk berfokus dan menyerap informasi
2. Meningkatkan pemahamaan melalui gamabar poster ikon  yang dapat menampilkan isi pelajaran secara visual
3. Menggunakan poster animasi lucu dan mengandung humor yang dapat  menguatkan dialog internal siswa
4. Menggunakan alat bantu belajar dalam berbagai bentuk seperti  kartun dan karikatur yang dapat menghidupakan gagasan abstrak dan mengikut sertakan pelajar kinestetik
5. Merancang waktu jeda strategis dan mengisinya dengan kegiatan yang menyenangkan seperti membuat kuis, pertanyaan lucu, humor, penjelasan tentang transisi menggunakan berbagai sumber yang dapat mendorong siswa menjadi tertarik dan berminaat pada setiap pelajaran.
Selain strategi pembelajaran yang menyenangkan, pendidik harus menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Pembelajaran kondusif ini merupakan kombinasi antara suasana pembelajaran bebas dengan suasana pembelajaran terpimpin. Pendidik memiliki peran yang penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajar yang dilaksanakannya, oleh sebab itu pendidik harus membuat perencanaan meningkatkan kesempatan belajar bagi peserta didik dan di tuntut memperbaiki kualitas mengajar. Seorang pendidik harus memahami kondisi peserta didik, karna tidak semua peserta didik memiliki sifat yang sama dalam menerima materi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H