Korea Selatan telah menjadi salah satu acuan budaya yang ditiru atau setidaknya menarik perhatian banyak orang. Kita bisa melihat budaya Korea ditiru oleh banyak remaja Indonesia dan Kawasan Asia Tenggara.
Televisi penuh dengan drama-drama ala Korea dan para remaja kita lebih hafal artis Korea daripada Indonesia. Mereka bahkan meniru apa saja yang dipakai ; semisal bando, kacamata, bedak dan lain sebagainya. Bahkan lagu Korea lebih mereka hafal dari Pancasila dan UUD 1945.
Di beberapa kota kecil, itu menjadi pembeda karakter dengan remaja lainnya. Sebagian dari mereka mampu mengkuti trend itu, tapi sebagian besarnya tidak. Sebagian orang yang mempu mengikuti trend itu seringkali berdikap berbeda karena kemampuan mereka itu.
Asal beda itu juga merembet pada hal-hal yang bersifat substansial semisal kebijakan pemerintah dan lain sebagainya. Rembetan itu agak berbeda konteks dengan soal budaya Korea, karena 'asal beda' sering terkait dengan beberapa kelompok yang selalu punya sikap dan pendapat berbeda dengan pemerintah. Jika di beberapa negara kelompok oposisi mengemukakan pendapat berbeda nya secara kritis dan untuk kebaikan dan mungkin untuk mengoreksi kebijakan pemerintah, namun "kelompok narasi asal beda" di Indonesia lebih mengarah pada debat yang membabi buta dan membuat gaduh tanpa ada keinginan demi Indoensia yang lebih baik.
 Rencana pemindahan ibukota dari Jakarta ke IKN menjadi perdebatan dan menimbulkan keterbelahan di kalangan masyaakat. Banyak orang yang tidak mengetahui persis soal IKN memelintir isu itu menjadi liar dan membuat masyarakat selalu bertentangan dengan kebijakan pemerintah.
Pada saat ini wacana yang dibawa oleh kaum "asal beda" adalah Perpu Cipta Kerja yang dikeluarkan oleh Pemerintah. UU itu mengatur ulang banyak hal soal dunia kerja dan mungkin bisa mengubah atmosfer hubungan industrial. Namun sejatinya, niat pemerintah adalah positif dan membawa kemaslahatan bagi warga Indoensia. Pemerintah mana sih yang membuat rakyatya sengsara dan lebih sulit dalam melampaui hidup? Tentu tidak ada.
Namun kaum asal beda tidak peduli itu. Mereka menunjukkan kekawatiran-kekawatiran yang sebenarnya tidak perlu bahkan mungkin tidak terbukti di masa depan. Dan rupanya banyak warga yang terjebak pada aksi dan narasi asal beda itu. Sehingga pembakangan terhadap rencana dan kebijakan melebar dan mempengaruhi banyak warga yang mungkin terpedaya oleh kaum asal beda itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H