Mohon tunggu...
Kinar Set
Kinar Set Mohon Tunggu... Pustakawan - rajin dan setia

senang belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pesan Damai dari Sentul

6 Maret 2018   20:15 Diperbarui: 6 Maret 2018   20:23 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagai aksi terorisme terjadi di sejumlah daerah di Indonesia , nyaris dalam dua dekade ini. Dimulai dari aksi terorisme pada bom Bali satu dan dua, bom JW Marriot, bom Kuningan, bom di beberapa wilayah di tanah air. Sempat terhenti pada tahun 2010 -- 2015 . Tapi ternyata terorisme di Indonesia muncul kembali pada tahun 2016 dengan kejadian bom Thamrin Jakarta.

Dalam kurun waktu itu banyak hal yang belum selesai. Diantaranya bahwa luka-luka tak hanya luka fisik tapi yang terdalam adalah luka batin. Jika luka fisik bisa disembuhkan dengan segera (meski mungkin ada cacat fisik) tapi luka batin belum tentu bisa sembuh dengan segera. Luka batin bisa menimbulkan trauma yang sangat mendalam bagi para korban dan keluarga.

Trauma ini bisa pulih jika para korban dapat berdamai dengan apa yang telah dia alami dan menerimanya dengan ikhlas. Baik soal cacat, keadaannya sekarang dan luka batinnya.

Salah satu treatment untuk pemulihan trauma itu adalah bertemu dengan pelaku teror. Dengan bertemu mungkin akan ada emosi. Tapi diupayakan dapat berdamai dengan apa yang dia alami; itu akan lebih baik.

Untuk menciptakan keadaan dimana dua pihak (korban dan pelaku) dapat bertemu atau dengan bahasa lain disebut rekonsiliasi diharapkan keikhlasan berdamai dengan keadaan dan pelaku itu bisa membantu rasa traumatik. Sehingga tidak ada lagi dendam antara mantan narapidana terorisme(napiter) dengan korban dan keluarga korban terorisme.

Karena itulah beberapa saat lalu, BNPT menggelar acara bertajuk silaturahmi kebangsaan NKRI di Jakarta. Dalam forum ini baik mantan napi terorisme maupun korban sepakat untuk saling memaafkan dan melupakan kenangan buruk di masa lalu. "Kita jadikan dia sahabat. Saya harapan mereka memperlakukan saya sebagai sahabat, jadi tidak ada dendam," kata korban bom Thamrin Ipda Denny Mahieu.

Luka batin menimbulkan beban berat. Jika tidak dituntaskan maka akan terbawa , jadi dendam dan mungkin bisa jadi sandungan kehidupan. Dengan menaruh beban; ikhlas menerima hal yang sudah berlalu; apapun itu, maka kedamaian akan selalu menyertai langkah kita. Mungkin itulah pesan damai dari Sentul; BNPT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun