Sebuah kebijakan dari pemerintah yang tidak pro terhadap masyarakat kecil, kenaikan harga BBM untuk mereka yang mempunyai kantong tebal mungkin tidak menjadi sebuah permasalah yang berarti namun untuk kita para masyarakat menengah ke bawah menjadi masalah yang sangat besar, seperti kita ketahui bersama bahwa bensin dan solar sudah seperti kebutuhan pokok buat masyarakat seperti kita, dan jika harga BBM naik sudah dapat dipastikan semua harga bahan pangan pun naik, biaya hidup juga naik, ini tidak sebanding dengan besarnya pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat kita, harga BBM Rp.4500 pun banyak saudara-saudara kita yang hidup dengan keadaan yang memprihatinkan, apa lagi jika harga BBM naik. Masyarakat kita didominasi oleh masyarakat miskin tapi entah kenapa pemerintah justru ingin memiskinkan lagi masyarakatnya dengan cara menaikan harga BBM.
Kenaikan harga bahan bakar minyak membuat masyarakat harus mencari cara agar bisa beradaptasi. Karena harga BBM naik, ada beberapa kebutuhan yang harus dikurangi, ditambah atau alokasi pengeluarannya sama. Saya khawatir, kenaikan harga BBM akan memicu inflasi tinggi dan inflasi tinggi akan menyengsarakan rakyat miskin, melahirkan orang miskin baru, mendorong pemutusan hubungan kerja (PHK), dan mengganggu stabilitas ekonomi makro. Kenaikan harga BBM kerap mendorong aksi demonstrasi yang biasanya disusupi oleh berbagai kepentingan politik.
Subsidi BBM dan listrik yang diberikan pemerintah kepada masyarakat masih belum adil dan tepat sasaran. Subsidi BBM hanya dinikmati oleh pemilik kendaraan dan pengguna kendaraan umum saja. Sementara masih banyak warga masyarakat yang tidak memiliki kendaraan atau menggunakan kendaraan umum. Masih ada sepertiga dari masyarakat yang belum bisa mengakses listrik PLN. Dengan begitu, pemerintah hanya menyubsidi masyarakat dari golongan ekonomi ke atas saja. Sebab, golongan itulah yang bisa memiliki banyak mobil dan menggunakan banyak listrik.
Kenaikan harga bahan bakar minyak tentu berimbas pada melonjaknya harga bahan kebutuhan pokok. Saya berharap warga untuk menanam sendiri kebutuhan pokok di lahan rumahnya. Tujuan utama program ini agar masyarakat kurang mampu tetap dapat mendapat bahan kebutuhan pokok tanpa harus membeli. Sebab kenaikan harga kebutuhan pokok saat puasa dan jelang Lebaran yang dibarengi kenaikan harga BBM diyakini akan menurunkan daya beli masyarakat.
Biaya pendidikan mahal, biaya kesehatan mahal, ditambah harga BBM naik sungguh kehidupan yang sangat tidak adil bagi kita masyarakat kecil, Pemerintah telah lupa akan tugas memakmurkan dan mensejahterakan masyarakatnya, pemerintah hanya memakmurkan mereka-mereka yang kaya, mereka-mereka yang punya kedudukan, sedangkan kita masyarakat kecil telah dilupakan.
Akibat kenaikan BBM sudah pasti akan meluas ke semua sector tidak hanya kebutuhan pokok saja, naiknya harga BBM akan menyebabkan kenaikan tarif transportasi, saudara-saudara kita yang berprofesi sebagai sopir angkutan umum pun akan berkurang pendapatannya karena semakin tingginya biaya operasional angkutan mereka, saudara kita para nelayan enggan melaut karena tidak mampu membeli bahan bakar dan mereka akan menambah jumlah penggangguran di negeri ini, tidak menganggur pun mereka sudah miskin apalagi jika mereka tidak punya pekerjaan, belum lagi para petani di negeri kita,mereka tidak mampu membeli pupuk untuk tanaman mereka karena mahalnya harga pupuk, keaadan ini semakin memperparah keadaan bangsa ini.
Ibu-ibu rumah tangga resah, para kepala keluarga binggung bagaiman cara mencukupi kebutuhan keluarganya, sedangkan pendapatan yang ia peroleh sekarang pun masih jauh dari kata cukup ,apa lagi diperparah dengan kenaikan harga BBM yang mengakibatkan permasalahan-permasalahan yang sudah kita ketahui bersama. Dimana janji pemerintah yang dulu kerap diserukan ketika mencalonkan diri. Ataukah mungkin Negara ini memang bukan untuk kita masayarakat kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H