Sudah satu tahun aku kenal dengan Wahhab, dia sangatlah baik. Hampir tiap kami bertemu, dia mentraktirku makan mie ayam di warung Bu Milah, tempat favorit kami. Kami berdua aktif di salah satu organisasi keagamaan yang baru-baru ini mulai didirikan. Wajar saja, sedang ramai-ramainya peminat, jadi kami sering bertemu, meski aku dengan Wahhab berjauhan rumahnya.
Tapi entah kanapa, dia tidak lagi kelihatan batang hidungnya di organisasi. Padahal di media sosial dia sering aktif dakwah, tidak seperti biasanya. Husnudzon, mungkin dia belum ada waktu kumpul sehingga dakwahnya beralih dulu ke media. Hebat memang semangatnya. Aku kagum sekali.
Ahhh... Aku sudah sangat rindu kepadanya, ingin sekali kumpul dengan Wahhab. Ingin berbagi cerita lagi. Apalagi sholawatan bareng, rindu sekali. Akhirnya kuputuskan untuk menghubunginya. Kebetulan besok ada acara rapat organisasi untuk persiapan mengadakan kajian mingguan. Siapa tahu dia mau hadir.
"Assalamualaikum... Wahhab, kemana aja nihh kok dah lama gk ikut kumpul? Besok ada rapat hayoo. Ikut yuk, sekalian kumpul kumpul bareng lagi," sahutku lewat Whatsapp
"Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh. Hehe iya afwan Zaki, ana gak ada waktu kumpul nih. Afwan ya."
"Oh gitu ya. Dah lama lhoo kita gak jumpa. Emang gak kangen apa? Haha."
"Iyaa sih. Suka banyakan gak yang hadir rapatnya sekarang?"
"Ahh biasa kok kayak dulu. Gak jauh beda. Makanya ke sini ya besok. Kita makan mie ayam lagi, kali ini aku deh yang traktir kamu."
"Haha gak usah repot-repot ah. Okee deh ana datang in syaa Allaah."
"Bener yaa Hab, ditunggu lhoo."