Mohon tunggu...
Atep Abdul Rohman
Atep Abdul Rohman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santri dan Mahasiswa

Pria asal Bandung yang hobi naik gunung tapi takut ketinggian.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Terkejut Saat Pertama Kali Datang ke Temboro

3 Maret 2023   09:32 Diperbarui: 3 Maret 2023   09:47 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suatu malam di gerbang masuk area pesantren di Tranqil Temboro, Magetan, Jawa Timur (Dok. pribadi)

"Pakai sepeda (motor) saya aja."


Betapa aku terkejut saat pemuda penjual Burger itu tiba-tiba memberikan kunci sepeda motornya untuk aku pakai. Padahal, aku dengannya belum saling mengenal. Aku tidak berniat meminjam sepeda motor, hanya menanyakan lokasi ATM. Namun, dengan cepat pemuda berkaos dan celana hitam itu mengambil kunci motornya. Sambil membetulkan peci, ia pergi ke dalam rumah dan segera memberi kunci itu. Mempercayakan hartanya tanpa syarat kepada orang lain.


"Apa dia tidak takut kalau motornya aku bawa kabur?" gumamku dalam hati. Terheran.


Aku sedang berada di Temboro, Magetan, Jawa Timur. Orang lain menyebutnya Kota Madinah di Indonesia. Hal ini karena di Temboro, masyarakatnya menyatu dengan pesantren. Budaya pesantren mempengaruhi masyarakat, sehingga banyak laki-laki yang memakai gamis dan perempuan memakai abaya hitam plus cadarnya. Persis seperti di Madinah, Arab Saudi.


Perempuan yang tidak bercadar jarang sekali terlihat. Apalagi yang buka aurat. Sama sekali tak terlihat di sini. Mereka keluar tidak akan sendiri. Selalu ditemani dengan mahram atau suaminya.


Begitu juga dengan laki-laki, mereka menutup aurat. Tidak ada yang terlihat memakai celana pendek. Jika pun ada, tentu tertutupi oleh sarung dan jubahnya. Peci di kepala selau mereka gunakan.Aku saja malu saat berkeliling di sana karena tidak memakai peci sendiri. Namun, masyarakat tidak memandangku aneh. Mereka mengerti bahwa aku  adalah tamu. Cukup toleransi.


Temboro begitu luas. Tempatnya dipenuhi oleh kawasan pesantren. Sedari dulu aku ingin merasakan hidup di tempat ini. Awal Maret 2023 baru Allah kabulkan. Dan tidak menyangka, aku disuguhi adab dan budi pekerti luhur oleh masyarakat Temboro.


Soal pemuda penjual Burger tadi, ia adalah salah satu yang membuka nurani hatiku dengan empatinya. Ia tidak perlu menjelaskan panjang lebar tentang ajaran Nabi, cukup dengan meminjamkan sepeda motor saat aku butuh, ia sudah menerangkan dan mengamalkan hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.


"Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba itu suka menolong saudaranya."(HR Muslim, lihat juga Hadits Arba'in An Nawawi ke-36).


Selama ini aku hafal hadits itu. Bahkan jika diminta untuk menjelaskan lebih lanjut, tentu aku bisa menambah penjelasan lain yang lebih panjang. Namun lihatlah pemuda penjual Burger di Temboro, ia cukup dengan meminjamkan sepeda motornya sambil tersenyum, mempercayakan hartanya, menolong saudara muslimnya, ia sedang menunjukkan bahwa inilah ajaran Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun