Mohon tunggu...
Atep Abdul Rohman
Atep Abdul Rohman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santri dan Mahasiswa

Pria asal Bandung yang hobi naik gunung tapi takut ketinggian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Berikan Uang Terus Menerus kepada Anak! Ini Akibatnya

15 November 2022   10:17 Diperbarui: 15 November 2022   10:22 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyenangkan orang lain merupakan perbuatan yang dapat mendatangkan pahala dari Allah Ta'ala. Besar pahala orang yang menggembirakan orang lain tergantung dari seberapa senang dan gembira orang yang disenanginya. Termasuk orang tua memberikan uang kepada anak kecil adalah perbuatan yang disenangi oleh anak tersebut, namun apakah akan mendatangkan pahala?

Orang tua tentu senang jika anaknya senang. Termasuk saat Hari Raya Idul Fitri, misalnya, orang tua senang jika anaknya banyak menerima uang atau ampau dari berbagai kerabatnya. Selain senang karena anaknya senang, orang tua juga senang karena mengurangi pengeluaran uang jajan bagi si anak. Bukan kah begitu?

Sekilas hal itu tidak salah dan keliru. Namun, Islam selalu memperhatikan hal sekecil dan sesepele apapun. Menurut para salaf, orang-orang sholeh zaman dulu, memberikan uang secara langsung kepada anak dianggap tidak baik karena akan menimbulkan hubbu dunya (cinta dunia/harta) di hati sang anak.  Dengan terus-menerus diberikan uang, pola pikir anak akan tergantung kepada uang.

Seorang anak mesti dijaga dan dididik sedini mungkin dari pola pikir yang negatif. Termasuk dalam mendidik anak adalah menjauhkan sang anak dari hal-hal yang akan merusak hatinya. Walaupun sekilas memberikan uang saat hari-hari tertentu sebagai hadiah adalah perbuatan yang bagus dan maslahat, tapi justru hal itu akan memberikan dampak buruk kepada hati sang anak. Maka, dalam hal ini orang tua perlu untuk menolak uang tersebut jika ada yang ingin memberikan uang kepada anak demi menjaga kejernihan hatinya dari urusan duniawi.

Begitu banyak orang tua yang malah menganjurkan anaknya untuk datang ke rumah fulan, misalnya, karena di rumah fulan ampaunya banyak. Bahkan saat mendapat uang, anaknya disuruh segera menyimpan uang itu dengan baik karena takut hilang. Bahasa "takut hilang" ini secara tidak sadar mengajarkan anak untuk cinta terhadap harta dunia. Maka tidak heran jika sudah besar, anak itu menjadi tamak dan terus mengejar harta tanpa memperhatikan agama. Naudzubillah min dzaalik.

Ulama memberikan solusi dalam masalah ini. Jika ada seseorang atau kerabat memberikan uang kepada anak, maka orang tua harus menyuruh anak itu untuk segera mensodaqohkan uang tersebut. Hal ini sebagai latihan agar anak suka dan mudah bersodaqoh. Orang tua juga harus memberikan pengetahuan tentang sodaqoh kepada anak, dan sesekali berikan kejutan untuk anak sebagai bukti atas keberhasilan sodaqohnya.

Seolusi lain adalah, jika ada yang ingin memberikan uang kepada anak, maka uang itu diberikan langsung kepada orang tuanya tanpa sepengetahuan sang anak. Nanti orang tua yang akan mengolah uang itu sesuai kebutuhan anaknya.

Dibanding memberikan uang, para salaf lebih suka memberikan makanan atau pakaian kepada sang anak sebagai hadiah. Namun, pemberian itu tentu jangan sampai menjadikan anak menjadi tamak dan rakus.

Begitulah salah satu cara orang-orang sholeh mendidik anaknya agar terhindar dari perbuatan yang tercela, yaitu cinta dunia. Karena sejatinya, urusan dunia boleh ada di tangan, tapi jangan sampai masuk ke hati. Perkara akhiratlah yang harus tertanam kuat di hati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun