"Rumah cucu Nenek di mana? Biar saya antar, Nek." Ucapku.
"Di dekat pasar, Dek. Gak usah diantar, nanti cucu Nenek juga lewat ke sini, pasti dia lihat Nenek. Nenek pulang bersama cucu aja," jawab Nenek.
Aku heran dengan Nenek ini, jelas-jelas beliau butuh bantuan, tapi tidak ingin dibantu.
"Nenek sudah makan? Biar saya belikan nasi kuning ya," bujukku.
Dengan tanggap aku segera membeli makanan untuk Nenek, dan kedua temanku menjaganya. Setelah mengantri demi sebungkus nasi kuning, segeralah aku kembali untuk menyuapi wanita tua itu. Aku dan temanku bergantian menyuapinya karena sama-sama ingin mendapatkan pahala dari Allah Ta'ala. Sambil mengunyah suapan nasi, Nenek bertanya,
"Kalian sedang apa di sini, Nak?."
"Kami sedang lomba, Nek," jawab kami kompak.
 "Emang kalian peserta dari mana?"
"Kami dari SMA Taruna, Nek. Ada apa?" tanyaku dengan penasaran.
"Tidak apa-apa, Nak."
"Nenek ... Kemana aja? Ayo pulang." Cucunya menjemput. Perasaan aneh pun timbul.