JAKARTA - Dunia animasi Indonesia semakin menunjukkan taringnya. Baru-baru ini digelar ajang perhelatan Indonesia Animation Festival atau INAMAFEST 2016 yang diikuti oleh beberapa kalangan pelaku animasi, dari mulai level profesional, non profesional, sampai kepada pelajar dan mahasiswa.
Jumlah keseluruhan sebanyak 217 karya animasi. Ada sebelas kategori yang dilombakan dan setiap satu kategori dipilih satu sebagai juara. Animasi ‘Joni Boli’ mendapat juara dalam kategori Animasi Favorit (voting media sosial).
Dan siapa kira, salah satu animator ‘Joni Boli’ merupakan ‘Santri Animasi’ didikan Kementerian Agama Repubik Indonesia (Kemenag RI). Ia adalah Mochamad Hidayatullah (Dayat), santri alumnus Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah, Kranji, Paciran, LamonganLamongan, Jawa Timur.
“Saya sebagai salah satu dari lima animator di AfterLab dan Imagia Studio. Tim keseluruhan tidak banyak, hanya sekitar sepuluh orang,” tutur Dayat di Jakarta (19/12/2016).
Di Imagia Studio, pria kelahiran Lamongan 10 Mei 1990 itu menempati posisi sebagai Lead 3D Character Animation team dan 3D Character and Property Animation.
Sebelumnya, ia bekerja di MDanimation menggarap beberapa projek film seperti, Adit Sopo Jarwo, Teddy Boy, dan Alfa si Pemberani. Namun sayang, ia hanya bertahan satu tahun delapan bulan bekerja di bawah pimpinan Manoj Punjabi karena adanya pengurangan karyawan.
Selain Dayat, cukup banyak santri animasi lainnya yang terus berkiprah. Seperti, M Jamal Alwy sebagai 3d Animator di BASE Studio, Bali; Jamal, 3D animator & modeler di Yogyakarta; Zusron Sya'roni , WPAP Illustrator & Kuffier di Bantul; Ahmad Muallif, Graphic Designer di Pasuruan; Fathurrochman, jurnalis dan kreator Komik Glentong, dan lain sebagainya.
Mereka berharap, Kemennag RI kembali mengadakan pelatihan animasi kembali karena sangat bermanfaat dan dibutuhkan. Peserta bisa direkrut dari generasi pertama dan seleksi santri-santri berbakat lainnya di pondok-pondok pesantren.
Dihubungi terpisah, Deni D. Romdonah, Direktur Santri Animasi Indonesia (Sannami Enterprise), mengungkapkan bahwa santri perlu ambil peran penting dalam membentuk image dan kepribadian bangsa melalui karya-karya yang menarik, spektakuler seperti animasi. Saat ini hampir semua produk animasi yang membombardir pikiran anak-anak Muslim diproduksi dari luar, tanpa memiliki roh untuk pembinaan mental dan kepribadian.