Mohon tunggu...
Atunk F. Karyadi
Atunk F. Karyadi Mohon Tunggu... Editor - Menulis yang manis dan mengedit yang pahit. Haaa

Suka yang klasik dalam kata, dan futuristik dalam kerja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seni Biru Laut

30 November 2022   04:34 Diperbarui: 30 November 2022   04:41 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biru laut yang pusparagam, Pantai Seribu Jakarta (Dok. pribadi)

Tidak semua laut berwarna biru. Nyatanya, ada yang hijau, hitam, coklat, bening, sampai butek campur aduk tak karuan. Biru pun tidak satu, Kawan. Cobalah datang ke toko cat, dan kau akan disodori 24+ ragam warna biru itu, ada light cyan, turquosie, aquamarine, cornflower blue, deep sky blue, dan lainnya.


Tapi, hampir seluruh pelukis di dunia ini dan anak-anak kecil yang tak berdosa pasti menyebut bahwa warna laut ya biru itu. Biru yang indah. Menyegarkan. Menjernihkan. Menenangkan. Melapangkan. Sampai yang terharu biru.


Mungkin demikian pula orang-orang yang telah tercerahkan di dunia ini. Ia tidak akan sibuk dengan segala pernak-pernik duniawi. Mau dapat cobaan, musibah, kendala, problem, atau fitnah dan cacian sekalipun, ia tak akan goyah. Benar-benar kekar, teguh, dan gagah bahwa semua adalah karunia dari Tuhan.


Dengan begitu, tak perlu lagi kita pelihara makhluk kekecewaan, keresahan, dedam kesumat, friksi, antagonisme, dan spesies lainnya. Mereka hanya tamu lewat yang tak larut lama menyapa kita.


Biru laut adalah seni instrumental kehidupan. Darinya, kesadaran spiritual tak lagi samar.


Tuhan, maafkan kami yang masih abu-abu menerima takdir baik-Mu ini. Ajarkan kami selalu tentang fenomena yang terjadi meski itu hanya sedikit sekali. Izinkan kami meneguk setetes hikmah dari samudra biru-Mu yang Mahaluas ini.


Atunk F Karyadi
Bekasi, 16 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun