Keempat, Insan Berakhlak Mulia
Pernah mendengar pesantren terlibat aksi tawuran? Atau para santri terjerat kriminal? Pasti tidak. Jika iya, hal itu sangat jarang bahkan langka dari jumlah pesantren dan santri yang ratusan ribu.
Ya, di pesantren para santri ditekankan adab, akhlak atau sopan santun. Baik untuk dirinya sendiri, maupun kepada orang lain terlebih kepada yang usianya lebih tua.
Bahkan, di pesantren mereka juga dikenalkan dengan ilmu tasawuf yakni adab atau tatakrama seorang hamba kepada Tuhannya dalam beribadah dan kehidupan sehari-hari.
Kelima, Genealogi Keilmuan yang Jelas
Ini adalah satu hal yang menjadi pembeda antara pesantren dan lembaga pendidikan Islam yang lainnya. Yaitu adanya sanad atau mata rantai guru dan murid sebagai satu kesatuan genealogi keilmuan yang jelas.
Seorang santri akan menerima ijazah sanad tersebut setelah mereka berhasil mengkhatamkan sebuah kitab yang dikaji. Semisal mempelajari Kitab Shahih Bukhari, mereka akan menerima keterangan bahwa sang guru belajar dari gurunya dari guru selanjutnya hingga sampai sang pengarang kitab bahkan Rasulullah SAW.
Jadi tak perlu khawatir, santri-santri pesantren tak akan menyebarkan faham sesat, atau terlarang. Mereka memiliki banyak bekal, salah satunya mata rantai tersebut. Kalaupun ada yang sedikit menyinpang, mereka akan segera sadar dan kembali ke khitahnya.
So, tidak ragu lagi kan menyelam di lautan pondok pesantren untuk mengarungi mutiara-mutiaranya?!
Salam Alfaqir; Atunk Oman
Alumnus Ponpes Sawahan Rembang, dan Pesantren Tebuireng Jombang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H