Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Super Balon d'Or untuk Lionel Messi?

28 Desember 2022   11:39 Diperbarui: 28 Desember 2022   11:51 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Sportingnews.com

Messi bagaikan tokoh protagonis dalam film, berakhir dengan bahagia setelah seluruh perjuangan jatuh bangun yang telah dia rasakan. 3 Kekalahan di final secara berturut-turut merupakan kisah tragis dan klimaksnya karir seorang la-pulga, titik terendahnya sebagai pesepakbola. Bahkan Lionel Messi memutuskan untuk pensiun setelah nasib tragis dan malangnya tersebut. 

2014-2016 masa terkelam bagi Lionel Messi, usianya saat itu adalah yang paling prima dalam sepakbola tetapi dirinya harus berakhir dengan isak tangis penuh kesedihan padahal hanya sisa 1 langkah lagi mengantarkan negaranya membawa pulang trofi. Kritikan dan olokan menghujani banyak perjalanan karirnya setelah itu, dirinya dianggap sebagai pemain yang gagal total pada level internasional.

Lelucon tersebut tentunya sangat menyakiti publik yang melihatnya sebagai sosok pahlawan dan menjadikannya sebagai inspirasi dalam kehidupan masing-masing. Tapi tak bisa dibayangkan betapa pedihnya dan tingginya tekanan untuk seorang Lionel Messi, bocah kelahiran Rosario Santa Fe yang awalnya hampir berhenti menjadi pesepakbola kini harus membawa beban berat dalam pundaknya. 

Tahun 2018 adalah momen kembalinya Messi bersama timnas Argentina, realita kembali memukul dirinya. Argentina tampil mengecewakan dalam ajang piala dunia tersebut, tim yang sangat bergantung terhadap satu orang dicukur habis oleh generasi emas Kroasia. Mereka pun dibuat kesusahan hanya untuk lolos dari babak grup sebelum akhirnya terlempar ke terkaman Prancis di babak 16 besar. Kisah kembalinya Messi berakhir menyedihkan, lelucon dan kekejaman media kembali menghujam Messi pada saat itu. 

Revolusi timnas Argentina akhirnya terjadi pasca kekalahan dari Brazil di ajang Copa America 2019, Lionel Scaloni pelatih yang minim pengalaman dan kerap kali diremehkan semua orang akhirnya berhasil membangun sebuah fondasi kokoh dalam tubuh Albiceleste. Perubahan tersebut benar adanya, taktik yang diciptakan orang ini berhasil meringankan pekerjaan Messi. 

Sistem yang telah dibangun oleh Lionel Scaloni telah meringankan seluruh beban yang telah dipikul Messi selama ini, dia adalah pelatih yang jenius. Minim pengalaman tak menghalanginya untuk menunjukkan kebolehannya dalam mengelolah tim nasional, bisa dikatakan bahwa Scaloni adalah seorang yang natural dalam bidangnya, dirinya memang ditakdirkan untuk menjadi pelatih juara dunia. 

Trofi pertama yang diraih oleh revolusi besar-besaran Argentina adalah Copa America dimana tim tanggo tampil brilian selama turnamen. Seluruh pemain tampil melebihi ekspektasi yang diharapkan publik seolah-olah mereka mencapai level maksimal kemampuan mereka masing-masing tentunya didukung oleh kejeniusan seorang Messi. Para pemain Argentina tampil bagaikan ksatria yang rela melakukan apa saja demi rajanya, gagah berani serta mentalitas juara adalah hal yang identik mewarnai perjalanan Albiceleste mendapatkan seluruh gelar yang mereka impikan. 

Setiap wawancara yang diberikan oleh media, para pemain Argentina selalu mengatakan bahwa mereka rela berperang jika diminta oleh Lionel Messi. Mereka akan melakukan segalanya demi memberikan piala dunia tersebut untuk La-Pulga agar tak ada lagi keraguan dunia terhadapnya, agar seluruh pencinta sepakbola tahu bahwa Lionel Messi adalah pemain terbaik yang pernah ada dalam sejarah Sepakbola. Timnas Argentina hadir dalam piala dunia 2022 dalam satu misi yaitu menjadi juara dunia bersama kapten yang mereka semua hormati.

Argentina bersama Lionel Scaloni akhirnya mencetakkan banyak sejarah, Copa America,Finnalisima dan Piala dunia. Menjadi tim nasional yang mampu meraih treble dalam 2 tahun sepakbola internasional. Lionel Messi akhirnya bisa menutup karirnya dengan indah bersama negaranya, menjadi pahlawan publik yang selama ini terjebak dibalik bayang-bayang lagenda sebelumnya.

Rasa hormat mereka terhadap sang kapten mendorong mereka semua untuk tampil melebihi seluruh ekspektasi publik, potensi mereka semua dimaksimalkan berkat adanya dorongan emosional. Lionel Messi tak lama lagi akan meninggalkan dunia Sepakbola maka dari itu para pemain rela berperang untuknya,memenangkan setiap laga bersamanya dan mewujudkan mimpi seluruh publik Argentina yang datang meramaikan Qatar tahun ini. 

Cerita selanjutnya dari keberhasilan Argentina ini adalah apakah Lionel Messi akan mendapatkan Super Balon Dor tersebut serta gelar kedelapannya. Menurut saya Lionel Messi sudah separuh langkah lagi membawa pulang gelar tersebut, menjadi pemain terbaik serta juara dunia dari turnamen tersebut merupakan hal terbaik yang terjadi untuk setiap pemain sepakbola. Yang hanya perlu dilakukan oleh la pulga adalah konsisten bermain pada level tertinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun