El-Clasico diwarnai dengan geloranya Barcelona setelah meraih double winner dan menghancurkan Sevilla 5-0 di Copa Del Rey, tampaknya El-Barca harus berhadapan dengan rival abadinya yang sedang mempersiapkan tim mereka yang akan menghadapi sang kuda hitam yang melaju ke babak final dengan membawa tekad memutuskan rekor Liga Champions yang sering disebut sebagai kompetisi sebenarnya dari Real Madrid. Dalam ajang La-Liga,Real bagaikan badut yang ditinggalkan Barca jauh melambung sebagai peringkat pertama, sedangan El-Real yang perkasa di ajang Liga Champions harus berjuang keras demi menembus posisi 2 atau 3.
Di ranah Liga Champions, tampaknya Real Madrid tidak ada bosannya membawa pulang trofi kuping besar itu dan tampaknya langkah mereka sedikit lagi terselesaikan hanya membutuhkan performa terbaik anak asuh Zidane dalam menghadapi sang kuda hitam yang namanya baru muncul lagi dan terbangun dari tidur lelap yakni Liverpool yang selalu dikritik karena belum pernah bisa menjawarai liga domestik mereka sendiri tampaknya mereka mengambil jalur lain dengan pembuktian di ajang paling bergengsi klub Eropa.
Menghadapi Liverpool yang berhasil memutuskan impian As Roma yang telah berjuang 2 kali 90 menit menghadapi garangnya Barcelona yang dicukur habis dikandang mereka sendiri dan menjadikan kota Roma romantis dan tidak terlupakan setelah mereka berhasil membalikkan keadaan dari agregat 4-1 menjadi 4-4 dan memenangkan gol tandang. Kekalahan ini sangat menghantui El-Barca dan merasakan betapa pahitnya tercomback dan sama seperti yang dirasakan PSG dari epic comeback Barca tahun lalu tampaknya dibalas oleh benteng Roma Italia.
Real Madrid terbang tak terhenti di ajang paling bergengsi meninggalkan Barcelona yang selalu menjadi peserta langganan 8 besar 2 kali berturut-turut dan juga pada saat 2013-2014 atau yang biasa disebut kala itu musim terburuk El-Barca. Pembelian besar-besaran Barca mungkin tidak sangat menyayat hati karena mereka berhasil membawa 2 trofi kembali ke Camp-Nou meskipun hanya trofi domestik tetapi itu cukup membuktikan bahwa di ajang liga Champions Barca hanya kurang faktor keberuntungan dan kelelahan pemain.
Mendatangi ajang Liga Champions, Barca dan Real sebenarnya tidak memperebutkan peringkat,tahta atau trofi tetapi hanya memperebutkan 1 hal yang selalu menjadi achievment tersendiri bagi mereka yakni kebanggaan atau harga diri, Barcelona sudah menjadi jawara La-Liga musim ini bila Real berhasil mempermalukan Barca di CampNou dan mematahkan rekor kemenangan mereka,tetap saja Blaugrana akan menjadi tim yang tertawa terakhir membawa pulang piala Liga Spanyol sedangkan Real hanya bisa pasrah, mengingat kembali memori buruk mereka pada saat awal musim.
Intinya Real Madrid adalah tim yang panasnya datang di akhir, beda dengan Barca yang selalu konsisten sampai akhir namun satu kekalahan membuat seluruh fondasi impian treble Barca hancur diotak-atik oleh Edin Dzeko serta banteng As Roma yang merobek MSD dan membuat suatu momen yang tak akan terlupakan serta membuktikan apa yang bisa dilakukan Barca bisa dilakukan lebih baik oleh klub andalan Italia ini.Â
Ajang El-Clasico ini, Real benar-benar menunjukkan bahwa mereka tidak mau kalah dan soal kebanggan serta harga diri mereka rela mengeluarkan pemain inti tanpa takut cidera padahal mereka harus mempersiapkan taktik matang jika ingin menjadi satu-satunya tim yang akan meraih piala si kuping besar tiga kali berturut-turut.
Tidak sampai menit ke 20, derbi El-Clasico sudah menunjukkan kualitas mereka, dengan 2 gol dari masing-masing tim yang menjadi pembuat mesin gol dari masing-masing tim adalah Sergi Roberto dan Toni Kross dan sundulan Karim Benzema. Kedua gol berawal dari umpan kross keatas, dan juga serangan counter attack, gol pertama dicetak oleh mesin andalan serba bisa ala Barca yakni Sergi Roberto yang mengejar bola sampai melewati samudra, mendistribusikan bola dengan cantik ke kotak penalti dimana 2 bek Real yakni Ramos dan Varane terlalu fokus dengan Messi mencoba mengepungnya namun penyerang bayangan tak terlihat Suarez dengan cirikhas tendangan manisnya dengan sedikit memberi arahan dengan jarinya kepada Roberto berhasil merobek gawang dan tidak ada yang bisa dilakukan Keylor Navas.
Beberapa menit berselang, Real sempat terkena dampak dari gol tersebut, permainan Barcelona semakin meningkat terutama pergerakan tridente tengah, bahkan ada peluang dari Coutinho namun barikada bek Real masih bisa mempertahanakannya, sehingga tiba saatnya umpan manis kearah tajam kotak penalti disambut oleh Benzema yang mengecoh Umtiti dan Tersetergen yang menjaga tiang dekat, bola yang disundul Benzema dilesatkan manis oleh Cristiano Ronaldo,kendati harus mengorbankan dirinya berduel dengan Gerrard Pique dan sedikit mengalami benturan sehingga harus diistirahatkan pada babak kedua agar bisa tetap fit melawan Liverpool nanti.
Drama permainan yang luarbiasa dan juali beli serangan, Ronaldo sempat mendapat peluang satu lawan satu dengan kiper masa depan Jerman namun dengan gaya ala-ala kiper futsal TerStergen berhasil menahan tendangan keras Ronaldo dengan kuda-kudanya, berbeda dengan La-Pulga ketika berhadapan dengan kiper andalan Kosta Rika yang berhasil membaca arah dribble Messi dan mengantisipasi dengan lompatan kekiri dang membuat seluruh isi stadion Camp-nou kagum melihat 2 megastar dihentikan oleh 2 kiper hebat masing-masing tim.
Bale menjadi alasan utama kenapa Jordi Alba tidak sebebas di El-Clasico jilid pertama yang dimana biasa bek kiri ini menjadi gol kreator bagi Suarez namun dihentikan gerakannya oleh Bale yang rela turun membantu 4 benteng Madrid terutama sisi lari Jordi Alba, alhasil Barca lebih sering membagi bola di area kanan dengan Sergi Roberto dibantu Coutinho berduel dengan bek seribu bayangan Marcelo yang kerap kali merepotkan Roberto tampaknya mereka saling merepotkan satu sama lain.