Perekonomian dunia terkena dampak perang antara Rusia dan Ukraina, kecuali Indonesia. Hasil perdagangan antara Indonesia dan kedua negara terkena dampak perang ini. Barang primer yang diekspor ke kedua negara. Kenaikan harga energi global adalah salah satu dampak terbesarnya adalah Ketinggian Meningkatnya subsidi bensin dan LPG memberikan tekanan pada situasi fiskal. Setiap kenaikan harga satu barel minyak mentah sebesar US$1 mempunyai dampak. Kenaikan subsidi minyak tanah sebesar Rp49 miliar, subsidi LPG sekitar Rp1,47 triliun, dan biaya kompensasi bahan bakar melebihi Rp2,65 triliun. Selain itu, ICP yang dihimpun sebesar US$1 per barel berdampak pada tambahan subsidi listrik dan kompensasi sebesar Rp 295 miliar. DPR harus mendorong pemerintah bertindak proaktif agar inflasi tetap terkendali meski harga sejumlah komoditas naik secara global.
Pada tanggal 24 Februari 2022 Rusia memulai invasinya terhadap Ukraina. Hal ini langsung direspons dengan kenaikan harga minyak dunia ke level di atas USD100 per barel, tertinggi sejak 2014. Peningkatan harga minyak dunia ini karena Rusia merupakan salah satu negara terbesar yang memasok kebutuhan minyak dunia, yakni sebesar 10% (Kompas, 25 Februari 2022). Tidak hanya harga minyak, konflik ini juga menyebabkan kenaikan harga gandum di mana harga gandum berjangka naik sekitar 5,35% menjadi USD9,84 per gantang, harga tertinggi sejak tahun 2008. Rusia dan Ukraina juga merupakan pemain utama dalam ekspor gandum global (Kompas.com, 2 Maret 2022). Peningkatan harga komoditas akibat konflik antara Rusia dengan Ukraina akan memberikan pengaruh terhadap perekonomian global, di mana pertumbuhan ekonomi global akan tertahan karena adanya kenaikan harga komoditas, khususnya minyak bumi dan hasil olahan industri pertambangan. Konflik ini juga akan menghambat distribusi bahan baku pangan ke seluruh dunia. Ditambah lagi adanya kemungkinan sanksi pelarangan terhadap komoditas Rusia juga akan membuat harga komoditas semakin mahal.
Dampak dari konflik antara Rusia dan Ukraina yang saat ini masih berlangsung berpotensi mengganggu kinerja perdagangan Indonesia dengan kedua negara. Konflik tersebut dapat menurunkan ekspor nonmigas Indonesia dan menghambat impor gandum sehingga berpotensi meningkatkan kenaikan harga sejumlah bahan pangan di dalam negeri. Porsi perdagangan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina sesungguhnya nilainya tidak terlalu besar. Konflik saat ini yang terjadi diperkirakan hanya memberikan dampak berada pada kisaran 1%, baik untuk ekspor maupun impor (Media Indonesia, 26 Februari 2022). Namun komoditas perdagangan ke kedua negara merupakan komoditas yang cukup penting bagi Indonesia, seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan produk turunannya.
Negara mana pun, termasuk Republik Indonesia (RI), dapat mengalami dampak ekonomi yang rumit akibat konflik antara Rusia dan Ukraina. Namun, belum ada konflik besar di seluruh dunia antara Rusia dan Ukraina pada saat saya mengetahuinya terakhir kali, yaitu pada Januari 2022. Saya tidak akan mendapatkan informasi terbaru jika keadaan berubah setelah tanggal tersebut. Secara umum, ada beberapa dampak konflik terhadap perekonomian suatu negara:
1. Biaya Energi:
Perang tersebut mungkin berdampak pada harga minyak dan gas global jika menyebabkan ketidakstabilan di negara-negara penghasil energi, seperti Rusia. Sebagai importir utama gas dan minyak, Indonesia dapat terkena dampak kenaikan biaya energi.
2. Perdagangan global:
Pasar global mungkin mengalami ketidakpastian dan ketegangan akibat perang. Ekspor-impor dan perdagangan global mungkin terkena dampaknya. Karena ketergantungan yang besar pada perdagangan luar negeri, Indonesia mungkin akan mengalami penurunan aktivitas ekspor jika perang berdampak negatif pada perekonomian dunia.
3. Kepercayaan pada Investor dan Investasi:
Kepercayaan investor mungkin menurun dan investasi dapat menurun akibat ketidakstabilan geopolitik. Jika terjadi penurunan investasi baik lokal maupun internasional, hal ini dapat merugikan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
4. Pasar Keuangan: