"Heh, Laksmi! Ngapain datang?" hardik Menur, primadona baru kelompok tayub milik Pak Raden.
"Kamu itu sudah tua, sudah tamat!" sambungnya.
"Cuma melihat-lihat," jawab Laksmi lirih. Tangannya mengelus sampur kuning dari sutra.
"Itu punyaku! Jangan pegang!" Batin Laksmi teriris.
***
Panggung ricuh. Laksmi tegak di tengah panggung. Memakai kemben merah, stagen dan sampur di leher.
"Laksmi, turun!" Pak Raden membentak.
"Kang, tolong. Sekali saja," Laksmi mengiba.
"Nggak! Kau mau penontonku lari, hah?" tangan lelaki itu menarik paksa. Laksmi terjatuh. Isaknya terdengar pilu.
***
"Ada orang mati! "
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!