Mohon tunggu...
Info UM Bandung
Info UM Bandung Mohon Tunggu... Penulis - Bandung

Bandung

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dosen UM Bandung Paparkan Peran Penting Filantropi Islam Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat

14 Desember 2024   09:43 Diperbarui: 14 Desember 2024   09:43 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yudi Haryadi (Sumber: Firman/UM Bandung).

Bandung - Filantropi Islam memiliki potensi besar dalam mendukung kesejahteraan masyarakat, demikian diungkapkan oleh dosen Prodi Ekonomi Syariah UM Bandung Yudi Haryadi dalam program Gerakan Subuh Mengaji (GSM) Aisyiyah Jawa Barat yang berlangsung pada Selasa (10/12/2024).

Yudi menjelaskan bahwa filantropi Islam memiliki pilar utama yang terdiri atas zakat sebagai kewajiban, infak dan sedekah untuk kebutuhan sosial, serta wakaf produktif sebagai investasi jangka panjang. Berdasarkan data yang dipaparkannya, potensi ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf) di Indonesia pada tahun 2021 diperkirakan mencapai Rp500 triliun, namun masih memerlukan optimalisasi dan edukasi berkelanjutan.

Pentingnya peran generasi muda dalam mengembangkan filantropi Islam di era digital menjadi sorotan utama dalam pemaparan Yudi. Menurutnya, teknologi dapat menjadi peluang besar untuk mendorong kontribusi filantropi melalui platform digital seperti crowdfunding zakat. Ia mendesak generasi muda untuk memanfaatkan teknologi guna memberdayakan umat dan mengatasi tantangan seperti individualisme dan konsumerisme.

Lebih lanjut, Yudi menekankan bahwa filantropi Islam memiliki potensi signifikan dalam mengurangi kemiskinan, mendorong keadilan sosial, dan memberdayakan sektor ekonomi mikro. Ia menyarankan agar lembaga pengelola ZISWAF mengutamakan transparansi, efisiensi, dan manajemen modern untuk mencapai dampak yang lebih besar dan berkelanjutan.

Pendidikan dan pemberdayaan ekonomi menjadi fokus utama yang digarisbawahi Yudi dalam pengelolaan filantropi Islam. Ia menegaskan bahwa ZISWAF tidak sekadar dana sosial, melainkan merupakan investasi untuk masa depan umat. Untuk mewujudkan hal tersebut, ia menganjurkan perlunya sinergi antara lembaga pendidikan, sektor bisnis, dan organisasi pengelola filantropi.

Acara GSM yang diikuti mayoritas aktivis Aisyiyah dan Muhammadiyah tersebut berlangsung interaktif, dengan diskusi mendalam seputar strategi pengelolaan filantropi, tantangan dalam penghimpunan ZISWAF, serta upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola. Antusiasme peserta menunjukkan besarnya minat untuk berkontribusi dalam pengembangan filantropi Islam.

Melalui kegiatan ini, Yudi berharap generasi muda dapat semakin sadar akan pentingnya nilai-nilai kedermawanan Islam dalam menjawab tantangan sosial dan ekonomi. "Bersama kita bisa membangun ekonomi umat yang lebih kuat dan berkelanjutan," tutupnya, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mengoptimalkan potensi filantropi Islam.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun