Mohon tunggu...
Info UM Bandung
Info UM Bandung Mohon Tunggu... Penulis - Bandung

Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UM Bandung Perluas Wawasan Mahasiswa Mengenai Industri Baja

9 Desember 2024   15:17 Diperbarui: 9 Desember 2024   15:23 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung - Sekretaris Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Achmad Miftah Faridl mengapresiasi kehadiran PT Baja Perkasa Sentosa (BPS) dalam acara Campus Tour 2024 yang digelar pada Rabu (04/12/2024). Acara ini bertujuan memperluas wawasan mahasiswa Teknik Industri terkait industri baja di Indonesia.

Achmad menyebut kegiatan ini memberikan manfaat besar, mulai dari pemahaman kebutuhan material, proses bisnis, hingga tantangan yang dihadapi industri baja. "Respons positif juga terlihat dalam kerja sama pasca kegiatan, seperti peluang magang, objek penelitian, hingga kunjungan industri yang difasilitasi PT BPS," ungkap Achmad.

Mengusung tema "Steel Manufacturing Industry, Reinforcement Bar Production, and Circular Economy Practices for Sustainable Future", kegiatan ini memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi peluang karier, memahami inovasi terkini, dan mendalami proses manufaktur baja.

Dalam sesi utama, Brand Representative PT BPS, Fakhry Shafly, mengungkapkan bahwa baja telah digunakan sebanyak 1.756 juta ton untuk berbagai kebutuhan, dengan sektor konstruksi menyerap lebih dari 50 persen total produksi. "Baja memiliki peran penting, khususnya sebagai material utama di sektor konstruksi," jelas Fakhry.

Ia menjelaskan bahwa baja tulangan, yang terbagi menjadi dua jenis yakni baja polos dan baja ulir, menjadi elemen konstruksi paling umum. "Baja ulir biasanya berfungsi sebagai kerangka utama, sedangkan baja polos digunakan sebagai elemen pendukung," tambah Fakhry.

Fakhry juga menyoroti konsep ekonomi sirkular sebagai pendekatan penting dalam industri baja. Pendekatan ini, kata Fakhry, tidak hanya fokus pada hasil akhir berupa produk, tetapi juga pada efisiensi proses produksi dan pengelolaan limbah. "Ekonomi sirkular memungkinkan industri baja menghasilkan produk berkualitas dengan mengurangi dampak lingkungan," ujar Fakhry.

Dalam praktiknya, prinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle) diterapkan untuk mendukung keberlanjutan. "Di PT BPS, limbah baja atau scrap kami olah kembali menjadi produk baja berkualitas," pungkas Fakhry.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun