Mohon tunggu...
Info UM Bandung
Info UM Bandung Mohon Tunggu... Penulis - Bandung

Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UM Bandung Harus Mengedepankan Gagasan dan Inovasi

9 Oktober 2024   15:36 Diperbarui: 9 Oktober 2024   15:59 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung - Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menggelar kuliah umum dan pengajian awal semester pada hari ini, dengan tema "Filantropi Islam dalam Pembangunan Pusat-pusat Unggulan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah." Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai civitas akademika, termasuk mahasiswa baru, dosen, dan jajaran rektorat. Dalam acara ini, Rektor UM Bandung memberikan sambutannya, diikuti dengan penyampaian materi oleh narasumber yang diundang.

Narasumber pertama dalam kuliah umum ini adalah Hilman Latief selaku Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia. Dalam sambutannya, Hilman Latief mengucapkan terima kasih kepada Rektor UM Bandung yang telah mengundangnya untuk hadir. Ia juga mengekspresikan rasa syukur karena dapat kembali berinteraksi dengan mahasiswa dan dosen di UMB, sebuah kampus yang dinilai memiliki potensi besar di dunia pendidikan.

Hilman Latief optimis bahwa UM Bandung akan menjadi salah satu universitas unggulan di Jawa Barat dan di dalam Muhammadiyah. Ia mengingatkan bahwa perkembangan cepat UM Bandung menunjukkan bahwa kampus ini memiliki komitmen kuat untuk tumbuh dan berkembang. "Jika kita melihat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang memiliki sejarah panjang dalam pendidikan, UMB juga memiliki potensi untuk mengikuti jejak tersebut," ujarnya.

Hilman Latief menjelaskan pentingnya gagasan dalam pembangunan pusat-pusat unggulan di perguruan tinggi Muhammadiyah. Ia menekankan bahwa pusat kemajuan tidak hanya dibangun dari infrastruktur fisik, tetapi juga dari gagasan yang kuat dan inovatif. Ia mengajak mahasiswa dan dosen untuk membangun ide-ide yang dapat berkontribusi pada pengembangan masyarakat. "Filantropi Islam harus menjadi dasar dalam setiap langkah kita untuk membangun pusat-pusat unggulan ini," tambahnya.

Dalam pemaparannya, Hilman juga mengingatkan akan sejarah gerakan filantropi dalam Muhammadiyah yang dimulai sejak 1918, di mana organisasi ini sudah terlibat dalam penanganan bencana. Melalui program-program yang dibentuk oleh Kiai Dahlan, Muhammadiyah telah membangun sebuah gerakan yang bertujuan untuk membantu masyarakat, terutama bagi mereka yang kurang beruntung. "Gerakan ini tidak hanya bersifat insidental, tetapi sudah menjadi bagian dari DNA Muhammadiyah," ungkapnya.

Hilman menyoroti pentingnya data dan riset dalam mendukung pengembangan filantropi di Muhammadiyah. Ia mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam mengumpulkan data dan menciptakan arsitektur yang jelas untuk pengelolaan zakat dan sumbangan. "Kita perlu memiliki sistem yang terintegrasi agar dapat memahami seberapa besar kontribusi kita dalam pengembangan pusat-pusat unggulan," terangnya.

Di akhir sesi, Hilman Latief menekankan bahwa keberhasilan sebuah lembaga pendidikan tidak terlepas dari komitmen bersama dalam membangun gagasan yang inovatif dan berkelanjutan. Ia berharap mahasiswa baru dan civitas akademika UMB dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam menerapkan prinsip-prinsip filantropi Islam dalam setiap aspek kehidupan. "Mari kita bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik melalui pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat," tutupnya.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun