Mohon tunggu...
Info UM Bandung
Info UM Bandung Mohon Tunggu... Bandung

Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dosen UM Bandung Bahas Konsep Andragogi dan Pedagogi di Training PWA Jabar

17 September 2024   15:37 Diperbarui: 17 September 2024   15:38 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi UM Bandung. (dokpri)

Bandung - Dr Irianti Usman MA, dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung, mengupas perbedaan konsep andragogi dan pedagogi dalam acara Training of Trainer Aisyiyah Jawa Barat yang diadakan di Pesantren Mahasiswa Unisa Bandung pada Minggu (15/09/2024). 

Fokus utama pembahasan adalah perbedaan antara andragogi---pendekatan pembelajaran khusus bagi orang dewasa---dan pedagogi yang lebih berorientasi pada anak-anak dan remaja. Irianti menjelaskan bahwa andragogi menekankan partisipasi aktif peserta didik dewasa, yang belajar berdasarkan motivasi personal, seperti perkembangan karier atau solusi atas masalah kehidupan. "Orang dewasa berperan aktif dalam proses belajar, bukan sekadar menerima informasi," ujarnya. 

Perbedaan utama yang disoroti antara pedagogi dan andragogi terletak pada peran pengajar. Dalam pedagogi, pengajar memimpin seluruh proses pembelajaran, sementara dalam andragogi, pengajar berfungsi sebagai fasilitator, membantu peserta dewasa mencapai tujuan belajar mereka sendiri. 

Lebih jauh, Irianti menekankan pentingnya konteks pembelajaran yang berbeda untuk anak-anak dan orang dewasa. Orang dewasa cenderung mencari relevansi langsung dari materi yang dipelajari, berbeda dengan anak-anak yang menerima pelajaran sebagai bekal masa depan. 

Kata Irianti, konsep andragogi juga menuntut fleksibilitas dalam metode dan waktu belajar karena peserta dewasa sering kali harus menyesuaikan dengan tanggung jawab pekerjaan dan keluarga. 

Irianti juga menekankan pentingnya self-directed learning atau pembelajaran mandiri sebagai ciri khas andragogi. "Orang dewasa lebih efektif saat diberikan kebebasan untuk mengatur sendiri cara dan kecepatan belajar mereka," tambahnya. 

Dalam penutupnya, Irianti menekankan bahwa pendidikan orang dewasa memerlukan pengakuan akan kedewasaan peserta didik, yang bukan diukur dari umur, melainkan dari sikap dan perilaku. Kematangan dalam mengambil keputusan adalah kunci dalam mengarahkan proses belajar yang lebih efektif dan berkesinambungan.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun