Tapak Suci Jawa Barat Kuatkan Kaderisasi di UM Bandung

Bandung - Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung selalu menjadi lokasi berbagai kegiatan Muhammadiyah dari berbagai tingkatan di Jawa Barat dan Indonesia. Terbaru, UM Bandung menjadi tuan rumah Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Kader dan Pelantikan Kader Kehormatan yang digelar oleh Pimpinan Wilayah VII Tapak Suci Putera Muhammadiyah Jawa Barat. 

Acara ini berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan, UM Bandung, pada Sabtu-Minggu (07-08/09/2024) dan diikuti oleh 112 kader dari berbagai tingkatan. Mereka serempak memakai kostum kebesar berwarna merah menyala sehingga menambah wibawa.

Peserta yang hadir merupakan perwakilan dari 19 Pimpinan Daerah Tapak Suci se-Jawa Barat. Mereka terbagi menjadi beberapa tingkatan: 7 kader tingkat dasar, 44 kader tingkat pemuda, 34 kader tingkat madya, 14 kader tingkat kepala, dan 13 kader tingkat utama.

Dalam kegiatan yang khidmat ini, hadir Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat Ahmad Dahlan, Ketua Pimpinan Wilayah VII Tapak Suci Putera Muhammadiyah Jawa Barat Mus Suherman, dan sejumlah tamu undangan lainnya. 

Mus Suherman menekankan pentingnya penguatan keilmuan dalam Tapak Suci sebagai bagian dari proses kaderisasi di Muhammadiyah. Ia juga menyoroti pentingnya penguasaan Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) dan kemampuan dalam gerakan pencak silat sebagai modal utama di organisasi ini.

Ketua PWM Jawa Barat Ahmad Dahlan menyampaikan bahwa Tapak Suci memiliki peran penting dalam membangun akhlak kader Muhammadiyah. Ia mendorong para kader untuk berperan aktif dan berkomitmen dalam aktivitas organisasi, serta menganggap Tapak Suci sebagai "investasi positif" bagi masa depan kader Muhammadiyah.

Selain Ahmad Dahlan, acara ini juga dihadiri oleh sejumlah kader kehormatan lainnya, seperti Iu Rusliana, Herry Suhardiyanto, Ahmad Diponegoro, Zamah Sari, Acep Muharom T Syamsudin, dan Hendar Riyadi, yang turut memperkuat komitmen kaderisasi di lingkungan Tapak Suci. 

Selain kenaikan pangkat dan ajang silaturahmi, acara ini juga diharapkan menjadi momentum yang sangat penting untuk mengevaluasi penguasaan ilmu Tapak Suci dan memperkuat peran organisasi dalam membina akhlak kader Muhammadiyah.***